Kanal

OJK Klaim Kepercayaan Masyarakat Riau Terhadap Sektor Jasa Keuangan Meningkat

PEKANBARU - Pelaksana tugas Kepala OJK Provinsi Riau Endang Nuryadin menyatakan, Kredit perbankan di Riau tumbuh positif sejak 2021 hingga 2024. Pertumbuhan tertinggi terjadi pada 2022 sebesar 9,52 persen. Sampai dengan Januari 2024, kredit perbankan tumbuh sebesar 10,33 persen (YoY). Hal ini menunjukkan bahwa sektor perbankan di Riau masih aktif dalam menyalurkan kredit kepada masyarakat dan dunia usaha.

"Secara umum, kinerja sektor jasa keuangan di Riau tumbuh positif. Hal ini ditopang oleh permodalan yang 
kuat, likuiditas yang memadai, dan profil risiko terjaga," kata Endang, Senin (18/3/2024).

Berdasarkan data segmentasi sektor penerima kredit, tercatat kredit di sektor Rumah Tangga menjadi yang terbesar, mencapai Rp34,46 triliun. Hal ini menunjukkan geliat ekonomi di sektor konsumsi masyarakat. Diikuti oleh sektor Pertanian dengan nilai kredit Rp25,11 triliun, dan sektor Perdagangan dengan nilai kredit Rp13,25 triliun.

Dari sisi jenis pengguna, Kredit Modal Kerja masih menjadi yang dominan dengan nilai Rp28,43 triliun. Disusul oleh Kredit Investasi senilai Rp29,89 triliun. Hal ini menunjukkan optimisme pelaku usaha dalam melakukan ekspansi bisnis. Kredit 
Konsumsi, tercatat senilai Rp35,60 triliun.

Untuk Dana Pihak Ketiga (DPK), sejak 2021 hingga awal 2024, DPK perbankan di Provinsi Riau mengalami pertumbuhan yang stabil. Pertumbuhan tertinggi terjadi pada 2021 sebesar 19,57 persen. Tercatat, sampai dengan akhir Januari 2024, total DPK di Provinsi Riau sebesar Rp120,1 triliun, atau meningkat 10,33 persen dibanding tahun sebelumnya (YoY).

"Ini menunjukkan bahwa kepercayaan masyarakat terhadap sektor perbankan di Riau masih tinggi," sebutnya.

Loan to Deposit Ratio (LDR), LDR di Riau berada pada kisaran 71-78 persen, yang menunjukkan bahwa bank masih memiliki ruang untuk menyalurkan kredit lebih banyak. Peningkatan LDR dari 2021 ke 2024 menunjukkan bahwa bank semakin aktif dalam menyalurkan kredit.

Untuk Resiko Kredit, dalam hal ini terkait Non Performing Loan (NPL), dari 2021 sampai dengan 2024, NPL perbankan di Provinsi Riau berada pada kisaran 2 persen sampai 2,48 persen. Secara keseluruhan, kinerja industri perbankan di Provinsi Riau sejak 3 tahun terakhir cenderung menunjukkan pertumbuhan yang positif.

"Hal ini ditunjukkan oleh pertumbuhan kredit dan DPK yang stabil, serta LDR yang berada pada tingkat yang wajar. Meskipun NPL mengalami peningkatan pada 2024, namun masih berada di bawah batas yang ditentukan OJK," jelasnya.

Untuk Kinerja Industri Pasar Modal, OJK Provinsi Riau mencatat kinerja pasar modal di wilayah Riau menunjukkan pertumbuhan signifikan di awal 2024. Hal ini didasarkan pada indikator pertumbuhan jumlah Single Investor Identification (SID)  serta nilai kepemilikan portfolio saham masyarakat Provinsi Riau.

Berdasarkan data pemegang rekening jumlah masyarakat Riau yang memegang rekening Efek Surat Berharga Negara (SBN), Efek Saham dan Efek Reksadana cenderung meningkat. Pada akhir 2021 jumlah SID di Provinsi Riau sebanyak 195.470 SID, dan di akhir Januari 2024 sebanyak 324.380 SID, atau mengalami peningkatan sebesar 65,9 persen.

Ikuti Terus JurnalPekan

BERITA TERKAIT

BERITA TERPOPULER