Tips Agar UMKM Tetap Maju Ditengah Pandemi

Kamis, 20 Mei 2021

Ilustrasi UMKM (int)

Pebisnis kecil maupun menengah, mengalami kesulitan di tengah pandemi seperti sekarang ini. Terutama para pelaku UMKN (Usaha Mikro Kecil dan Menengah). Padahal, UMKM merupakan kunci pertumbuhan ekonomi Indonesia. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), disebutkan bahwa jumlah UMKM mencapai 64 juta atau 99,9 persen dari keseluruhan usaha yang beroperasi di Indonesia.

Di tengah pandemi di mana pola konsumsi konsumen mulai berubah, justru bisa dimanfaatkan UMKM untuk tetap maju dan sukses. Saat ini, konsumen mulai beralih ke ranah online dalam berbelanja. Dan para pelaku UMKM harus ikut bertransformasi menjadi go digital.

Founder Roti Eneng & Sepiring Cerita, Sarah Diana Oktavia mengatakan, pelaku UMKM memang dipaksa untuk bertransformasi digital. Sebelum pandemi, pemasukan utama bukan digital. Namun sebulan setelah pandemi harus memaksa untuk dilakukan lewat digital

Perkembangan kondisi bisnis di tengah pandemi benar-benar mendesaknya untuk semakin gencar memasarkan produk secara online. "Pemesanan yang semula hanya pada media sosial dan pembelian langsung, kini sudah masuk ke beberapa e-commerce," kata Sarah dilansir dari suara.com, Kamis (20/5).

Dalam acara Dialog Produktif ‘Geliat Digitalisasi UMKM’ Asisten Deputi Pengembangan Kawasan dan Rantai Pasok Kemenkop UMKM Ari Anindya Hartika mengatakan, bahwa ada beberapa program yang dilakukan pemerintah untuk meningkatkan kemampuan pelaku UMKM di masa pandemi.

"Seperti memberi kemudahan perizinan usaha, pengembangan kemitraan strategis UMKM kepada perusahaan besar, perluasan pasar, dan ruang partisipasi UMKM kepada proyek infrastruktur publik," kata Ari.

Ia menambahkan, bahwa pemerintah dalam hal ini Kemenkop-UKM, kini terus fokus dalam digitalisasi sebagai salah satu pilar untuk memajukan UMKM.

"Ini mendorong sektor informal menjadi formal. Juga mendorong UMKM ke dalam rantai pasok, serta transformasi wirausaha produktif. Saya kira ini strategi kita untuk mendorong UMKM ke ekosistem digital,” tutupnya.*