Psikolog Ungkap Tanda Umum Teman Toksik

Senin, 14 Juni 2021

Ilustrasi pertemanan toksik (int)

jurnalpekan.com - Sama seperti jenis hubungan lainnya, hubungan pertemanan bisa saja putus ditengah jalan dan tak berakhir langgeng.

Pertemanan bisa putus entah karena sudah tak berhubungan lagi, atau diselimuti masalah. Salah satu penyebab putus hubungan pertemanan yakni merasa teman sebagai sosok yang toksik atau beracun.

Psikolog Klinis Ika Amalia mencoba menjelaskan tanda-tanda teman toksik yang bisa kamu hindari.

Pertama kata Ika, teman toksik umumnya lebih banyak bicara daripada dibanding mendengarkan. Kedua, teman toksik juga umumnya kerap membandingkan cerita masalah teman dengan dirinya sendiri.

"Ketika di awal pertemanan sudah lebih banyak membandingkan diri sendiri tanpa melihat sisi orang lain, biasanya itu sudah warning. Kemungkinan bisa toksik di hari selanjutnya,” ungkapnya dalam acara bertema How To Build a Strong Friendship, Minggu (13/6/2021).

Dikatakan Ika Amalia, teman toksik juga bisa terjadi ketika seseorang membicarakan orang lain di luar kelompoknya.

Istilahnya ngomongin orang lain atau ghibah. Dan ini hati-hati kalau awal pertemanan langsung ngomongin orang. Itu patut diwaspadai, karena itu bisa berkembang menjadi hal yang toksik," katanya lebih lanjut.

Memotong pembicaraan dalam pertemanan, lanjut dia, juga bisa membuat seseorang tidak nyaman. Teman yang kerap memotong pembicaraan orang lain disinyalir memiliki ego besar dan hanya fokus dengan dirinya sendiri.

Pada kesempatan yang sama, menurut Psikolog Klinis anak Hertha Christabelle H., M. Psi mengatakan, tanda teman toksik juga terjadi saat bercerita, di mana seolah lawan bicaranya merasakan hal yang sama. Itu membuat lawan bicara bercerita lebih banyak daripada individu yang memulai cerita.

"Sering nggak kalau kita cerita pasti ditanggapin ‘Iya gue juga gitu’, terus banyakan dia yang cerita. Bukan lega buat cerita, malah lawan ceritanya yang banyak cerita," lanjutnya.

Selain itu ia juga menambahkan, tanda teman yang toksik bisa terjadi ketika teman mementingkan dirinya sendiri dibandingkan orang lain.