Panah Indonesia Optimis Emas di Olimpiade Tokyo

Kamis, 15 Juli 2021

Diananda Choirunisa salah satu atlet Timnas panahan Indonesia.(int)

Tim nasional (Timnas) panahan Indonesia yakin bisa menyumbang medali emas di Olimpiade Tokyo 2020. Optimisme itu muncul setelah skor selama latihan masuk ke dalam poin medali di Olimpiade Tokyo.

Panahan Indonesia akan tampil di empat nomor perlombaan Olimpiade 2020. Riau Ega Salsabila, Arif Dwi Pangestu, dan Bagas Prastyadi akan tampil di nomor recurve perorangan dan beregu putra serta campuran, sedangkan Diananda Chairunisa di recurve perorangan putri dan beregu campuran.

Menurut Sekretaris Jenderal (Sekjen) Persatuan Panahan Indonesia (Perpani) Iksan Ingratubun, dengan akurasi tersebut, pihaknya optimistis panahan Indonesia akan meraih minimal satu medali emas dan satu medali perak.

"Angka-angka yang tercipta selama latihan kami rekam. Angka-angka sebelum ke Paris itu insyaAllah angka-angka meraih medali. Bahkan, sekarang tambah meningkat. Skornya lebih meningkat ketimbang kemarin di Paris," kata Iksan dilansir dari cnnindonesia.com, Kamis (15/7/2021).

"Target kami semua, termasuk atlet, target kami emas. Apapun yang terjadi kami ingin medali emas. Target emas kami adalah beregu putra satu, lantas beregu campuran bisa dapet perak atau perunggu kami sudah bersyukur banget," tambahnya.

Berdasarkan hasil rekaman pemusatan latihan nasional (pelatnas) di Lapangan Panahan Gelora Bung Karno, Senayan, poin yang diciptakan mencapai 666. Poin ini berdasarkan total anak panah yang ditembakkan ke target dalam sekali latihan.

"Sekarang sudah di 666. Standar itu 634. Latihan sudah 666 untuk dua atlet, Bagas Prastyahadi dan Arif Dwi Pangestu. Itu angka terakhir mereka. Riau Ega tetap di 654 dan 660. Sudah di angka-angka yang insyaAllah bisa [meraih] medali di Olimpiade Tokyo 2020," ucap Iksan.

Melihat hasil latihan itu Iksan berargumen target meraih satu medali emas dan perak atau perunggu di Olimpiade 2020 sangat realistis. Pencapaian tim beregu putra Indonesia saat tampil dalam 2021 Archery Final Olympic Qualification Tournament di Paris, jadi acuan.

"Kan Anda sudah bisa melihat saat mereka bertanding di Paris. Itu kan 68 negara. Banyak orang mencibir dan menganggap remeh Indonesia, tapi dengan angka-angka latihan itu sudah angka medali. Makanya tidak heran, pas di Paris kemarin tiga-tiganya dapat nilai 10. Itu sudah biasa terjadi. Jadi bukan target muluk-muluk. InsyaAllah bisa kita raih," katanya.

Apabila target di Olimpiade Tokyot tercapai, sejarah meraih medali perak panahan saat Olimpiade 1988 di Korea Selatan, bakal terlampaui. Saat itu tim panahan Indonesia meraih satu medali perak lewat beregu putri. Kini, kans menciptakan sejarah dianggap sangat terbuka. Namun, kesuksesan Indonesia saat tampil di Paris bisa menjadi bumerang. Pasalnya kini masyarakat mulai menaruh beban untuk atlet panahan Indonesia agar lagu Indonesia Raya berkumandang di gelanggang perlombaan Olimpiade Tokyo.

Iksan berargumen, harapan masyarakat Indonesia panahan bisa menyumbang medali emas justru jadi motivasi. Walau tak memungkiri akan ada beban di pundak atlet, tetapi hasrat untuk mengharumkan namanya Indonesia lebih tinggi.

"Beban diberikan kepada kita sebagai atlet itu tidak masalah. Penting adalah bermain lepas dan mental juara. Mental ini yang terus kami asah dan memang mental atlet kita itu sekarang siap juara. Siapapun lawannya tidak ada masalah," ucap Iksan 

dengan percaya diri. Perpani berharap masyarakat mengirimkan doa kepada empat atlet yang akan tampil. Iksan mengatakan pemanah Indonesia memiliki mental juara, tetapi harus ada pula faktor keberuntungan atau semesta mendukung dari Yang Maha Kuasa. 

"Kami mohon doa dari seluruh masyarakat Indonesia, terutama yang mencintai panahan. InsyaAllah dengan hati yang bersih dan tulus memudahkan urusan pemain. Mental juara sudah punya, sekarang tinggal doa-doa masyarakat ini," ujar Iksan.