Bareskrim Polri Usut Rekening Bandar Narkoba Rp120 Triliun

Rabu, 06 Oktober 2021

Ilustrasi Gedung Bareskrim Mabes Polri.(VIVA.co.id)

Direktorat Tindak Pidana Narkoba Bareskrim Polri segera mengusut temuan rekening jumbo sindikat bandar narkoba sebesar Rp120 triliun. Temuan ini disampaikan Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) saat melakukan rapat kerja dengan DPR RI, Rabu, pekan lalu. 

Dari hasil temuan dan analisa PPATK, ada transaksi keuangan yang mencurigakan diduga berasal dari para bandar narkoba yang nilainya mencapai triliunan rupiah.

"Kami akan secara aktif sesuai perintah Bapak Kabareskrim yang meminta kami secara aktif untuk meminta informasi tersebut kepada PPATK," kata Direktur Tindak Pidana Narkoba Bareskrim Polri, 
Brigjen Pol Krisno H Siregar di Bareskrim Polri, Jakarta Selatan, Senin.

Menurut Krisno, pihaknya memang belum mendapatkan informasi soal rekening jumbo sindikat narkoba tersebut dari PPATK. Karena menurut dia, PPTAK bisa meneruskan informasi temuan rekening jumbo yang dicurigai sebagai pengedar narkoba tersebut.

"Kami ada menangani beberapa kasus TPPU, baik Ditipid Narkoba di Mabes maupun di daerah. Tapi sejauh ini memang kami belum mendapatkan informasi dari teman-teman PPATK," ujar Krisno.

Berdasarkan pengalaman yang ada, lanjut Krisno, dalam menangani perkara terkait tindak pidana pencucian uang (TPPU) yang berasal dari PPATK, pihaknya perlu meminta informasi tersebut.

Kecuali, jika Bareskrim Polri memiliki nomor-nomor rekening yang dicurigai maka PPATK akan melakukan analisis dan hasilnya dikirimkan ke Polri.

"Kalau berasal dari PPATK tanpa kami minta, saya kan sudah hampir empat tahun Ditpid Narkoba, kami belum pernah mendapat informasi, kecuali kami mempunyai nomor-nomor yang curiga terus PPAT analisa lalu mereka kirim," ujarnya.

Krino menambahkan, pihaknya terus berkoordinasi dengan PPATK terutama dalam pengungkapan TPPU, karena lembaga tersebut menjadi penjuru dari pengungkapan perkara berkaitan dengan informasi intelijen keuangan tersebut.

"Oh kami terus berkoordinasi, kan PPATK penjurunya. Mereka juga saksi ahlinya," ucap Krino.

Salah satu perkara TPPU yang sedang didalami oleh Dirtipid Narkoba Bareskrim Polri yakni kasus pengungkapan penggerebekan pabrik obat keras ilegal yang terdapat di Yogyakarta.

"Dapat kami pastikan kami mengarah ke TPPU. Tim sudah saya bentuk, tim pidana awal dan TPPU sedang bekerja menuntaskan," kata Krino.

Seperti diketahui, PPATK dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi III DPR RI, Rabu (29/9) lalu mengungkapkan, telah mengamati dan mengawasi adanya transaksi keuangan terhadap jual beli narkoba.

Beberapa temuan yang disampaikan Kepala PPATK Dian Ediana Rae disebutkan beberapa transaksi keuangan tersebut, yakni Rp1,7 triliun, ada yang Rp3,6 triliun, RP6,7 triliun, Rp12 triliun. Sehingga jika ditotal ada Rp120 triliun.