Peningkatan Aktivitas Konsumsi Dorong Inflasi Riau

Rabu, 03 November 2021

Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Riau Maria Cahyaningtyas menghadiri on farm cabai PT Sarana Pangan Madani Pekanbaru (27/08)

PEKANBARU - Berdasarkan rilis data inflasi oleh Badan Pusat Statistik, pada Oktober 2021 Riau mencatat inflasi sebesar 0,32% (mtm), lebih tinggi dibandingkan dengan inflasi yang terjadi pada September 2021 sebesar 0,19% (mtm). Meningkatnya tekanan inflasi tersebut sejalan dengan perkiraan Bank Indonesia sebelumnya. 

Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provisi Riau M Cahyaningtyas mengatakan, dengan perkembangan ini, inflasi tahunan Riau mencapai 2,00% (yoy). Meski lebih tinggi dibandingkan dengan inflasi nasional yang tercatat 1,66% (yoy), inflasi Riau tersebut masih dalam rentang yang rendah dan terkendali.

Inflasi Oktober 2021 didorong oleh kenaikan harga komoditas kelompok bahan makanan terutama cabai merah dan minyak goreng. Kenaikan harga cabai merah ditengarai sebagai dampak dari produksi yang terbatas seiring curah hujan yang tinggi pada wilayah produsen.

Sementara itu, meningkatnya harga minyak goreng didorong oleh harga CPO sebagai bahan baku minyak goreng, yang terus mengalami peningkatan. Secara umum, kelompok makanan, minuman, dan tembakau menjadi penyumbang inflasi terbesar dengan andil inflasi sebesar 0,22% terhadap inflasi bulanan Riau.

Lebih lanjut, meningkatnya harga CPO didorong oleh peningkatan aktivitas konsumsi secara global. Hal ini terindikasi dari penjualan domestik di beberapa negara yang mulai menunjukkan pertumbuhan positif, seperti retail sales Amerika Serikat yang tumbuh 13,1% (yoy) pada September 2021.

Permintaan terhadap produk yang berbahan baku sawit pun mengalami peningkatan pada masa pandemi. Di sisi lain, bahan baku substitusinya seperti kedelai dan biji bunga matahari mengalami penurunan produksi selama beberapa periode terakhir.

Kondisi tersebut berdampak pada peningkatan ekspor CPO Riau, yang semakin memperkuat kondisi pemulihan ekonomi di Riau. Hal ini menjadi salah satu faktor penyebab membaiknya daya beli masyarakat, yang tercermin dari indeks penghasilan konsumen dan konsumsi barang tahan lama, yang pada akhirnya memicu peningkatan konsumsi rumah tangga.

Peningkatan konsumsi juga tercermin dari Google Mobility Report pada bulan Oktober yang tercatat lebih tinggi dari bulan sebelumnya. Kebijakan pelonggaran PPKM ke Level 2 sepanjang bulan Oktober 2021 turut mendorong mobilitas dan aktivitas konsumsi masyarakat.

Kedepan, potensi peningkatan harga masih akan terjadi seiring peningkatan aktivitas ekonomi masyarakat.*