Seiring pertumbuhan demografis muda dalam teknologi, pemasaran influencer kini mengambil porsi lebih besar dari anggaran periklanan digital.

Bahkan, sebagian besar pasar influencer juga mengalami peralihan dalam memanfaatkan platform media sosial. Disinyalir, banyak para influencer mulai bergeser dari Instagram ke TikTok.

Saat ini, TikTok banyak digunakan oleh para influencer karena lebih menguntungkan para pebisnis yang ingin meng-endorse barang.

Pasalnya, ketika seorang influencer telah memasuki platform, fanbase artis secara otomatis akan terpengaruh untuk bermain TikTok.

Tidak hanya itu, TikTok juga telah berinovasi dengan berbagai cara untuk mengiklankan merek secara efektif, dengan menggabungkan konten otentik dan pemasaran yang halus.

TikTok juga berusaha agar produk dapat diakses melalui video yang Anda posting di TikTok. Pada saat yang sama, TikTok membuat tampilan yang menyamarkan iklan agar terlihat seperti konten buatan pengguna.

Melalui TikTok, para audiens dapat menjadi begitu aktif terlibat oleh kampanye pemasaran sehingga mendorong mereka untuk membuat versi kampanye pemasaran mereka sendiri.

Kendati demikian, baik TikTok maupun Instagram, memiliki kekurangan dan kelebihannya masing-masing. Misalnya, dalam hal musik, TikTok tampaknya lebih unggul dan lagu yang digunakan dalam video TikTok berpotensi menjadi viral.

Ini berbeda dengan Reels Instagram yang mengambil pendekatan lain, karena ada faktor hak cipta yang harus dilindungi. Hal ini membuat pilihan musik di Reels terbatas pada musik bebas royalti, meski Anda juga memiliki opsi untuk mengunggah voiceover atau audio sendiri.

Sementara itu, Reels Instagram menyediakan ruang maksimal 2.000 karakter untuk menambah teks. Adapun di TikTok, teks dibatasi maksimal 100 karakter. Jika produkmu membutuhkan penjelasan lebih mendetail, Reels Instagram cocok untuk digunakan.

Dengan kata lain, penting bagi Anda untuk memiliki strategi dan tujuan bisnis yang jelas sebelum membandingkan TikTok dan Instagram.