Triwulan III, BI Catat Pertumbuhan Ekonomi Riau 4,63 Persen

Kamis, 01 Desember 2022

Foto bersama dalam forum pertemuan tahunan Bank Indonesia Riau.

PEKANBARU - Bank Indonesia Perwakilan Riau menyatakan pertumbuhan ekonomi Riau sangat kuat selama 2022, tercatat sebesar 4,63% (yoy) pada triwulan III. Angka pertumbuhan ekonomi Riau tersebut menjadikan Riau sebagai provinsi dengan PDRB terbesar di luar Jawa. Pertumbuhan ekonomi Riau didorong oleh peningkatan, baik permintaan domestik maupun permintaan luar negeri.

Pertumbuhan konsumsi rumah tangga mencapai 4,53% (yoy). Sementara, permintaan eksternal mendorong ekspor tumbuh 30,43% (yoy) pada periode yang sama. Selama tahun 2022, output sektor ekonomi Riau relatif menggembirakan, terutama pada komoditas CPO, Pulp and Paper, dan migas. Kebijakan responsif pemerintah terkait dengan distribusi dan replanting kelapa sawit, telah menciptakan keseimbangan yang baik dalam memenuhi permintaan dan menjaga produktivitas kedepan.

Kemudian, perkembangan aktivitas ekonomi telah mempengaruhi dinamika harga beragam komoditas. Salah satu komoditas yang memicu inflasi baik secara global, nasional, maupun regional Riau peningkatan harga energi, khususnya bahan bakar minyak. Per Oktober 2022, inflasi berada pada level 6,17% (yoy). 

Sehingga, pencapaian inflasi Riau diperkirakan akan berada di atas target inflasi. 2022. "Untuk memitigasi risiko tekanan inflasi yang lebih tinggi, Bank Indonesia, dalam kerangka TPID bersinergi dengan pemangku kepentingan, melakukan beragam inovasi untuk mengendalikan harga kebutuhan masyarakat," kata Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Riau Maria Cahyaningtyas.

Ia menyebut, BI dan TPID mendorong perluasan Kerjasama Antar Daerah (KAD) baik yang bersifat G2G maupun B2B. Selain itu, untuk meningkatkan produksi hortikultura lokal, TPID turut mencanangkan Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) melalui urban farming, dan optimalisasi peran 200 BUMDes unggulan untuk terlibat dalam program budidaya cabai.

Pada kerangka Keterjangkauan Harga, BI dan TPID telah melakukan beberapa langkah untuk menjaga daya beli masyarakat diantaranya melalui penyelenggaraan pasar murah di 12 kabupaten/kota. Sementara pada kerangka Kelancaran Distribusi, TPID melalui OPD terkait, telah mengondisikan kelancaran jalur distribusi pangan dengan memprioritaskan armada transportasi pangan untuk melintas keluar masuk wilayah Riau. Hal ini juga didukung oleh skema KAD yang juga dirancang untuk memperpendek jalur distribusi. Komunikasi efektif untuk menjangkar ekspektasi inflasi kemudian dilakukan melalui Iklan Layanan Masyarakat.

Bank Indonesia bersama berbagai pemangku kebijakan, mendorong pemerataan ekonomi melalui program pengembangan UMKM dan digitalisasi perekonomian. Setidaknya terdapat 5 program inovasi pengembangan yang telah dilaksanakan pada UMKM Binaan, antara lain.

Inovasi pertama berupa e-Producing yang merupakan bagian dari digital farming, e-financing, dengan memanfaatkan Aplikasi SIAPIK untuk meningkatkan tata kelola keuangan dan mempermudah akses pembiayaan, memperluas akses pasar domestik dan ekspor melalui e-commerce dan e-catalogue, untuk memperkuat branding usaha dan e-Payment melalui penggunaan QRIS yang memudahkan transaksi pembayaran, dan bimbingan Teknis dan Pelatihan untuk meningkatkan kapasitas usaha dan SDM, serta Fasilitasi Sertifikasi Halal.

"Beberapa hal yang menjadi tantangan dalam menjaga stabilitas makroekonomi Riau ke depan yakni normalisasi harga komoditas ekspor Riau dan kenaikan harga BBM pada 2022 yang diperkirakan masih berdampak di 2023. Untuk menghadapi tantangan tersebut, Bank Indonesia Riau mengusulkan tiga langkah strategis pertama meningkatkan produktivitas komoditas unggulan melalui enforcement program kemitraan sebagaimana Peraturan Gubernur Riau Nomor 77 Tahun 2020, kedua melanjutkan penguatan infrastruktur dasar pendukung perekonomian dan terakhir melanjutkan sinergi antar pemangku kepentingan dalam menjaga stabilitas perekonomian," jelasnya.