Bank Indonesia Sebut Sinergi dan Kolaborasi Kunci Pertumbuhan Ekonomi

Kamis, 30 November 2023

PEKANBARU - Bank Indonesia memperkirakan pertumbuhan ekonomi global 2023 sebesar 2,9%, kemudian melambat 2024 menjadi 2,8%. Inflasi di negara maju masih berada diatas target dengan tekanan yang mulai mereda.

Dengan perkembangan inflasi ini, suku bunga kebijakan moneter termasuk Federal Funds Rate (FFR) diprakirakan bertahan tinggi dalam jangka waktu yang lama (higher for longer). Sehingga, ketidakpastian pasar keuangan masih berlanjut dan berpengaruh terhadap volatilitas aliran modal dan tekanan nilai tukar di negara emerging market.

"Meski demikian, perekonomian Indonesia masih terus menunjukkan resiliensinya. Kinerja ekonomi triwulan III 2023 tumbuh sebesar 4,94% (yoy), ditopang oleh kuatnya konsumsi rumah tangga dan meningkatnya investasi," kata Deputi Kepala Perwakilan BI Provinsi Riau Sudiro Pambudi.

Pertumbuhan ekonomi diprakirakan tetap baik pada triwulan IV 2023, tercermin pada beberapa indikator dini seperti keyakinan konsumen, ekspektasi penghasilan, dan Purchasing Managers' Index (PMI) Manufaktur.

Secara keseluruhan, pertumbuhan ekonomi 2023 diprakirakan dalam kisaran 4,5-5,3%. Pertumbuhan ekonomi 2024 diprakirakan meningkat didorong oleh tetap baiknya keyakinan konsumen, positifnya pengaruh pelaksanaan Pemilu, dan berlanjutnya pembangunan Proyek Strategis Nasional (PSN).

"Bank Indonesia akan terus memperkuat sinergi stimulus fiskal Pemerintah dengan stimulus makroprudensial Bank Indonesia untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, khususnya dari sisi permintaan," sebutnya.

Di Provinsi Riau, sinergi dan kolaborasi menjadi katalisator pertumbuhan ekonomi pada 2023. Komitmen yang dijalankan oleh Pemerintah Daerah bersama berbagai pihak terkait, mampu mendorong peningkatan kualitas pertumbuhan ekonomi dan perbaikan kesejahteraan masyarakat.