Pakai Masker Sesuai Anjuran Kesehatan

Sabtu, 19 September 2020

int

 jurnalpekan.com - Untuk mencegah penyebaran virus corona, setiap orang diimbau mengenakan masker. Sebab, penyebaran virus, termasuk SARS CoV-2 penyebab COVID-19, terjadi melalui droplet atau tetesan pernapasan.

Direkomendasikan oleh pakar kesehatan, penggunaan masker kain tiga lapis dapat memberikan perlindungan hingga 90 persen. Namun, masker harus pas saat dikenakan, menggunakan jenis kain yang tepat dan melepasnya dengan cara yang tepat.

Alih-alih menggunakan masker kain tiga lapis, banyak orang yang melapisi masker dengan tisu. Sayangnya, Praktisi Klinik sekaligus relawan Covid-19, dr Muhamad Fajri Adda’I mengungkapkan bahwa hal tersebut tidak perlu.

“Menurut studi ilmiah tidak perlu pakai tisu. Prof Wiku, Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 menyarankan tiga lapis. Dengan kita menutup pakai masker, dan mengurangi droplet yang keluar, harusnya penularan akan ditekan atau berkurang sampai 85 persen. Sudah banyak data ilmiahnya, bahkan penelitian bilang 90 persen. Sepenting itu memakai masker, asal memakainya benar dan masker yang dipilih benar,” ungkapnya.

Untuk bahan, katun cult menjadi rekomendasi yang paling tepat karena memiliki kerapatan 180 benang per inci sehingga mampu menyaring partikel halus.

“Bahan yang bagus katun. Kalau katun bagus katun cult yaitu katun dengan kerapatan 180 benar per inci. Dilihat saja katunnya agak tebal. Selain itu, boleh masker sutra karena ada kemampuan untuk mencegah masuknya partikel-partikel halus. Katun dengan sifon juga bagus,” papar Fajri.

Selain itu, Fajri menambahkan, pemasangan masker yang tepat harus diperhatikan. Sebab jika menimbulkan celah, maka efesiensi penyaringan menurun lebih dari 60 persen.

“Memakainya harus dari hidung sampai dagu. Kalau miring-miring ya percuma,” jelasnya.

Selain itu, banyak masyarakat yang mengoleskan minyak esensial pada masker. Menanggapi hal itu, Fajri mengakui bahwa belum menemukan buktu yang menyatakan pori-pori masker tidak akan berubah jika diberi minyak esensial.

“Kalau masker N95 tidak boleh, harus diganti. Rusak pori-porinya soalnya,” ungkap Fajri.

Namun, dari laman Healthline menyebutkan, minyak esesinal dihirup karena aromanya sebagai efek terapi. Umumnya penggunaannya pun dengan menghirupnya langsung dari botol dan tdak membiarkannya menyentuh kulit. Sebab, hal ini bisa menimbulkan efek samping pada kulit seperti alergi atau iritasi.

Sebaiknya pakai sesuai anjuran kesehatan saja, dengan memilih masker berbahan katun dan tidak semberangan melepas masker di tempat umum secara sembarangan.*