Tim Pengabdi Perikanan UNRI Ukur Kualitas Air Pokdakan Rumbai Bukit

Sabtu, 03 Oktober 2020

Tim Pengabdian Masyarakat dari Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Riau foto bersama usai pengukuran kualitas air 11 kolam pada Kelompok Budidaya Ikan Mina Usaha di Kelurahan Rumbai Bukit, Kec

PEKANBARU - Tim Pengabdian Masyarakat dari Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Riau (FPK UNRI) melakukan pengukuran kualitas air pada 11 kolam di Kelompok Budidaya Ikan (Pokdakan) Mina Usaha di Kelurahan Rumbai Bukit, Kecamatan Rumbai, Pekanbaru.

Ketua Tim Pengabdian Masyarakat Fakultas Perikanan Universitas Riau Novreta Ersyi Darfia ST MT mengatakan, kualitas air yang diukur ialah suhu, tingkat keasaman (pH), dan nilai sedimen tersuspensi (TSS).

Pokdakan Mina Usaha telah berbadan hukum yang terbentuk sejak 1997 diketuai oleh Zabur. Jenis ikan yang dibudidayakan kelompok ini ikan patin, selain itu ada nila dan ikan lele.

"Dalam suatu kegiatan budidaya perikanan, tingkat produktifitas kolam antara lain ditentukan faktor lingkungan, terutama kesesuaian kualitas air yang digunakan untuk mengairinya," kata Novreta, dalam rilis, Sabtu (3/10/2020).

Kualitas air sangat penting untuk diperhatikan, sebab air ialah media utama bagi ikan untuk hidup. Beberapa parameter kualitas air cukup penting bagi ikan budidaya yaitu suhu, tingkat keasaman (pH), dan nilai sedimen tersuspensi (TSS). Para pembudidaya ikan harus senantiasa mengontrol dan menjaga kualitas air untuk keberhasilan budidaya ikan.

"Pengukuran kualitas air kolam perlu dilakukan untuk memastikan kesesuaian nilai parameter-parameternya terhadap persyaratan optimal bagi operasi budidaya ikan yang diharapkan terpenuhi," sebutnya.

Masih kata Novreta, pengukuran ini dapat dijadikan sebagai penentu perlu tidaknya dilakukan tindakan atau upaya teknis pengelolaan kualitas air sesuai dengan kondisi yang dihadapi.

"Misalnya ketika kualitas air sudah menurun, disarankan untuk mengganti air kolam," katanya.

Lebih lanjut dijelaskannya, suhu air merupakan salah satu sifat fisika yang dapat mempengaruhi nafsu makan ikan patin dan pertumbuhan badan ikan patin. Suhu air untuk pemeliharaan ikan patin yang optimal antara 25-33 derajat celcius.

Ikan tumbuh subur ketika air kolam memiliki pH yang sama dengan air yang ditemukan di habitat alami. Jika tingkat pH terlalu rendah atau terlalu tinggi, hal tersebut bisa mengganggu pertumbuhan ikan, menyebabkan stres pada ikan, bahkan bisa membunuh ikan yang dibudidayakan.

Parameter kualitas air harus dijaga dari awal sampai akhir pemeliharaan. pH rendah berarti bahwa air bersifat asam, sedangkan pH tinggi berarti airnya bersifat basa. Nilai pH optimum untuk budidaya ikan patin antara 6,5-7. Total Suspended Solid (TSS) atau padatan tersuspensi merupakan padatan yang terdapat pada larutan namun tidak terlarut, dapat menyebabkan larutan menjadi keruh, dan tidak dapat langsung mengendap ke dasar perairan.

Metoda pengukuran suhu dengan cara mencelupkan thermometer ke dalam kolam selama beberapa detik dan dibaca hasil yang ditunjukkan oleh thermometer. Untuk pengukuran pH yang dilakukan adalah dengan cara mencelupkan kertas lakmus selama beberapa detik ke dalam kolam dan dibaca hasilnya dengan mencocokkan warna kertas pH dengan indikator warna. TSS diukur dengan mencelupkan TSS meter ke dalam kolam, lalu dibaca angka digital yang ditunjukkan alat.

"Selama pengabdian kita lakukan pengukuran kualitas air sebanyak 3 kali. Dari pengukuran 11 kolam, didapati nilai suhu, pH, dan TSS yang berbeda-beda. pH air pada kolam berada pada range nilai 5-7, dan  suhu yang diukur berada pada nilai 30-35o C, sedangkan nilai TSS 0,18-0,82 mg/l," jelas Novreta.

Untuk menaikkan level pH dapat dilakukan dengan menambahkan batu kapur atau batu yang dihancurkan ke dalam air, aerasi air tangki dengan pompa udara untuk menghilangkan kelebihan karbon dioksida yang terbentuk dalam air pH rendah, atau menggunakan buffer alkali untuk menetralkan asam. Jika air memiliki pH tinggi, dapat diturunkan dengan menambahkan buffer asam, menggunakan pelembut air atau saring air di atas lumut gambut.

Sementara itu, untuk masalah suhu yang terlalu panas karena sinar matahari, yang perlu diperhatikan yakni kedalaman kolam. Untuk kolam budidaya ikan patin, tinggi atau kedalaman kolam paling ideal ialah 100-150 cm. Selain kedalaman kolam, perlu ditambah tanaman eceng gondok untuk tempat berteduh ikan.

"Secara umum kondisi kualitas air setiap kolam pada Pokdakan Mina Usaha masih layak untuk kehidupan ikan budidaya," tukasnya.

Selain Novreta dalam tim ini, ada Dr Saberina Hasibuan SPi MT, Prof Dr Syafriadiman, Ir Nuraini MS, dan Dr Ir Syafruddin Nasution MSc serta beberapa mahasiswa.(*)