Credit Scoring Solusi Gap Kredit di Indonesia

Kamis, 03 Desember 2020

Pekan Fintech Nasional lewat zoom

jurnalpekan.com - Di banyak negara berkembang, termasuk Indonesia, kesenjangan (gap) antara kebutuhan kredit masyarakat dan penyaluran dana dari institusi keuangan masih menjadi isu krusial. Dari 260 juta populasi penduduk Indonesia, angka penetrasi kartu kredit baru berada di angka 3,2%.

Salah satu tantangan terbesar dalam penyaluran kredit terbatasnya riwayat kredit individu. Misalnya, pemilik usaha informal yang tidak memiliki pembukuan, atau karyawan muda yang baru memulai karirnya sehingga sulit mendapatkan kredit dari lembaga pembiayaan konvensional.

Salah satu yang menjadi kunci dalam menjembatani kredit gap di Indonesia dengan mengembangkan penilaian credit scoring (skor kredit) melalui inovasi dan peningkatan variasi data penilaian. Kehadiran fintech lending lantas membawa angin segar.

Melalui teknologi, sistem skor kredit yang dimiliki fintech lending mampu menganalisa profil calon peminjam secara lebih cepat, efisien, komprehensif, dan mengurangi kebiasan data. Hal ini berdampak pada peningkatan kelayakan kredit sehingga mampu memperluas akses kredit bagi masyarakat, dengan pengalaman pengajuan kredit yang lebih mudah dan cepat.

Pentingnya pengembangan inovasi credit scoring ini juga menjadi salah satu topik diskusi pada Pekan Fintech Nasional (PFN) 2020 dengan tema Accelerating Financial Inclusion Through Adoption of Innovative Credit Scoring".

Dalam diskusi tersebut, Kredivo sebagai pelaku fintech lending memaparkan cara kerja inovasi skor kreditnya yang mampu merangkul pengguna dengan histori kredit terbatas, yang selama ini tidak terjamah institusi keuangan konvensional.

Lebih lanjut, PFN 2020 yang bertemakan "To Survive and To Thrive Accelerating National Economic Recovery through Concerted Efforts in the
Digitization of Indonesia’s Financial Services" didukung penuh oleh Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan, sebagai wadah untuk berdiskusi bersama para perwakilan senior dari pemerintahan, pelaku industri fintech, e-commerce, dan ekonom. Sebagai bentuk komitmen untuk turut mempercepat inklusi keuangan dan membantu pemulihan ekonomi nasional, Kredivo juga berpartisipasi dalam acara tersebut sebagai sponsor.

Chief Data Officer Kredivo Paramananda Setyawan mengatakan, adopsi machine learning menggunakan kombinasi data tradisional dan alternatif memungkinkan pihaknya menganalisis skor kredit pengguna dengan metrik setaraf bank, dalam waktu yang lebih cepat dan efisien.

Alternatif ini dapat menjadi salah satu solusi untuk menjawab tantangan gap kredit di Indonesia. Saat ini, credit scoring Kredivo telah menilai kelayakan kredit sekitar 500 ribu pengguna tiap bulannya serta mampu menyalurkan kredit bagi lebih dari 2 juta pengguna atau 25% dari basis pengguna kartu kredit saat ini.

"Lebih dari 60% dari total pengguna tersebut mendapatkan akses kredit pertamanya melalui Kredivo. Inovasi skor kredit Kredivo bahkan telah mendapatkan pengakuan di industri melalui penobatan dari The Asian Banker Indonesia Awards dan IDC Digital Transformation Awards pada 2019 lalu," kata Paramananda dalam rilis belum lama ini.

Selain itu tambahnya, melalui kemampuan dan standarisasi manajemen risiko yang setaraf dengan bank, Kredivo juga mampu menunjukkan kredibilitasnya di industri keuangan, terbukti lewat keberhasilannya meraih sejumlah pendanaan lini kredit dari bank nasional dan perusahaan investasi global.

Bahkan di tengah kondisi ekonomi yang menantang saat ini, Kredivo masih tetap mampu menjaga metrik manajemen risiko setaraf mid-tier bank di Indonesia.