JAKARTA - Bank Indonesia (BI) terus memangkas suku bunga acuan alias BI 7-day reverse repo rate (7DRR), hingga kini bunga acuan menjadi 4 persen. Kebijakan ini diambil bank sentral agar mendorong pemulihan ekonomi di masa pandemi Covid-19. Meski begitu, bunga bank di Tanah Air masih terbilang tinggi.
Misalnya, rata-rata bunga kredit di bulan Juni 2020 masih sebesar 9,96 persen. Namun, posisi ini sebenarnya sudah berangsur turun. Begitu juga untuk bunga kredit pemilikan rumah (KPR).
EVP Consumer Loan PT Bank Mandiri Tbk, Ignatius Susatyo mengatakan, sejak kuartal II 2020 perseroan sudah memangkas bunga KPR. Akan tetapi, memang tidak terlalu masif lantaran kala itu pihaknya masih mengutamakan restrukturisasi kredit lebih dahulu.
"Kalau bunga kredit KPR di Bank Mandiri relatif belum banyak turun. Tapi memang bunga kami sudah di bawah rata-rata pasar," kata Ignatius kepada Kontan.co.id, Kamis (13/8) malam.
Kalau Bank Mandiri saat ini lanjutnya, sudah punya bunga tetap yang terbilang rendah. Semisal, untuk KPR satu tahun fix 4,59 persen dan tiga tahun fix 5,69 persen. Sementara untuk bunga floating, rata-rata menurut Ignatius sudah turun sekitar 1 persen-1,5 persen dalam beberapa bulan terakhir, tergantung dari jenis KPR.
"Kalau rumah baru turunnya lebih besar, rumah bekas lebih kecil dan multiguna tidak terlalu banyak turun," sebutnya.
Ke depan, bank berlogo pita emas ini memprediksi bunga KPR akan terus turun. Namun, kemungkinan tidak akan terjadi di seluruh bank lantaran penurunan bunga kredit memang bergantung pada kondisi likuiditas bank.
Sementara itu, PT Bank Central Asia Tbk (BCA) tidak berbicara banyak tentang tren penurunan bunga. Hanya saja, Direktur BCA Santoso Liem memastikan kalau pihaknya akan menyesuaikan suku bunga sesuai dengan tren dan situasi perekonomian.
"Perseroan berupaya menyesuaikan dukungan untuk sektor properti ditengah situasi Covid-19 dan perlambatan ekonomi nasional dan global," sebutnya.
Merujuk pada laman resmi BCA, saat ini suku bunga KPR tetap selama tiga tahun ada di kisaran 8 persen, dan ada juga tawaran bunga fix sebesar 7 persen untuk satu tahun.
Sedangkan, sang penguasa pasar KPR yakni PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) saat ini mengaku sedang gencar mendorong pertumbuhan tabungan. Tentunya, hal ini bisa menjadi cara perseroan untuk menekan biaya dana yang berujung pada melandainya bunga kredit.
Untuk mendorong jumlah permintaan KPR di tengah pandemi, Direktur Utama Bank BTN Pahala Mansury juga menyebut akan menggelar Indonesia Properti Expo (IPEX) 2020 secara virtual. Rencananya, BTN akan menggandeng 75 pengembang KPR non subsidi dan 100 pengembang bersubsidi.
Dia menyebut, meski virtual, akan ada harga khusus dengan suku bunga yang menarik. "Di mana tingkat bunga KPR merdeka nanti adalah 4,17 persen. Tentunya ini merupakan satu kesempatan bagi milenial yang ingin membeli rumah, lihat-lihat," ujarnya.
Untuk tahun ini, BTN menargetkan akan ada 1,8 juta pengunjung yang menghadiri pameran tersebut. Melihat perkembangan bunga kredit di Indonesia, Chief Economist Citi Indonesia Helmi Arman menjelaskan ruang penurunan bunga kredit sangat terbuka. Hal ini dipicu oleh sudah berlimpahnya likuiditas, terutama di Pasar Uang Antar Bank (PUAB).
Misalkan suku bunga reverse repo 1 bulan, itu 3,6 persen sudah dibawah bunga acuan BI," katanya. Bila tren ini terus berlanjut, maka hal itu dapat memicu menurunnya biaya dana perbankan dan membuka peluang penurunan bunga kredit perbankan.***