Kanal

OJK Ajak Semua Pihak Tidak Ragu Terhadap Penguatan Ekonomi

Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mahendra Siregar mengajak semua pihak untuk tidak ragu-ragu terhadap penguatan perekonomian stabilitas keuangan, serta perbaikan iklim dan kesempatan investasi di Indonesia. Baik itu investasi langsung maupun investasi portofolio dalam dan luar negeri akan terus meningkat.

Mahendra Siregar menerangkan, tingginya optimisme terhadap prospek perekonomian nasional tercermin dari perkembangan pasar modal yang mencatatkan penambahan 71 emiten baru tahun lalu tertinggi sepanjang sejarah pasar modal.

Selain itu juga, kredit perbankan dan piutang pembiayaan tumbuh 11,4 persen dan 14,2 persen lebih tinggi dari rerata 5 tahun sebelum pandemi sebesar 8,9 persen dan 4,4 persen.

"Optimisme tersebut juga terus berlanjut pada tahun ini, tercermin dengan besarnya investasi non residence pada SBN di tahun ini Januari 2023 yang mencatatkan pembelian netto sebesar 49,7 triliun," kata Mahendra dilansir dari mcr, Senin (6/2/23).

Ketua Dewan Komisioner OJK ini menerangkan, premi asuransi umum dan reasuransi tumbuh sebesar 13,9 persen atau mencapai 119 triliun, namun premi asuransi jiwa tahun lalu mengalami kontraksi 7,8 persen.

Ia menjelaskan, kondisi ini menunjukkan bahwa mutlaknya penyelesaian masalah-masalah jumlah perusahaan asuransi jiwa dalam waktu dekat.

Kemudian, tabilitas sektor keuangan tetap terjaga dan semakin kondusif, hal tersebut adalah buah hasil sinergi sangat kuat antara Kementerian Keuangan, Bank Indonesia, OJK dan LPS dalam Stabilitas Sistem Keuangan (SSK) maupun secara masing-masing.

"Ke depan ruang pertumbuhan Lembaga Jasa Keuangan (LJK) masih terbuka lebar mengingat terjaganya profil risiko yang didukung kecukupan likuiditas dan permodalan, tercermin dari rasio non performing loan (NPL) gross perbankan 2,4 persen dan rasio non performing financing (NPF) perusahaan pembiayaan 2,3 persen," ungkapnya.

Mahendra Siregar menyebut, sepanjang 2022, kredit restrukturisasi COVID-19 perbankan turun signifikan menjadi sebesar 469 triliun dari puncaknya 830 triliun pada Oktober 2020.

Didukung dengan meningkatnya coverage pencadangan 24,3 persen dari total kredit restu. Sehingga dapat diartikan Indonesia siap mengakhiri masa restrukturisasi pada akhir Maret 2023, kecuali untuk beberapa sektor padat karya yang akan diperpanjang hingga Maret 2024.

"Hal ini juga sejalan dengan rencana pemerintah memperoleh saran WHO terkait penurunan status pandemi COVID-19," tambahnya.

Ketua Dewan Komisioner OJK menyebutkan, likuiditas industri perbankan pada 2022 dalam level yang memadai, AL/NCD dan AL/DPK masing-masing sebesar 137,7 persen dan 31,2 persen jauh di atas ambang minimal 50 persen dan 10 persen. 
Tingginya permodalan OJK juga memberikan bantalan penyerap risiko dan menunjang kebutuhan penyaluran pembiayaan.

"Capital Adequacy Ratio (CAR) perbankan 25,6 persen sedangkan Rasio risk-based capital (RBC) industri asuransi umum dan asuransi jiwa 327 persen dan 482 persen. Goaring ratio perusahaan pembiayaan 2,1 kali," tuturnya.

Ikuti Terus JurnalPekan

BERITA TERKAIT

BERITA TERPOPULER