Warning Toxic Parenting, Ini 7 Tanda Orang Tua Narsistik

Jurnalpekan.com - Ada banyak sikap yang dimiliki orang tua saat mendidik anak. Salah satu yang jarang disadari orang tua yang narsistik. Orang tua yang narsistik biasanya merasa ketakutan jika anaknya bertumbuh dan bergerak tidak sesuai keinginan mereka. Seringnya, orang tua yang melakukan ini tidak merasa bahwa sikap mereka seperti itu.
Lantas, apa jadinya ketika seorang narsistik menjadi orang tua? beberapa orang dengan narsisme akan kehilangan minat pada anak-anaknya dan mereka mencari sumber lain sebagai bentuk pengakuan.
Tapi, beberapa lainnya justru melihat anak mereka sebagai refleksi dirinya. Sehingga, si orang tua terlalu terlibat dalam kehidupan anaknya dan mengambil kontrol terhadap sang anak.
Mereka yang mengalami gangguan narsistik akan memiliki perilaku penuh kritik dan defensif. Akibatnya, mereka tidak dapat menjalin hubungan yang sehat dengan siapapun, termasuk anak-anaknya.
Berikut tanda-tanda umum orang tua naristik yang dikutip CNBC International:
1. Melihat anak sebagai sumber validasi
Orang tua yang narsistik akan sering memamerkan anak-anak mereka ketika mereka saat mendapatkan sesuatu yang spesial. Dalam beberapa situasi, orang tua narsis lebih memilih untuk fokus pada minat dan pencapaian dirinya sendiri dibandingkan membesarkan anak.
Aktivitas seperti hobi yang bisa memberikan nilai tambah untuk validasi dan harga diri pun mengakibatkan mereka mengabaikan anak. Orang tua narsis melampiaskan cita-cita terpendam yang tidak kesampaian dan berharap sang anak bisa mencapainya untuk mereka serta menambah kepercayaan diri orang tua.
Contohnya, ketika orang tua memaksakan anaknya untuk menjadi dokter, pengacara atau profesi tertentu.
2. Reaktif secara emosional tetapi
mengabaikan perasaan anak
Beberapa orang tua narsis memiliki sifat terlalu sensitif dan tidak fleksibel. Mereka cenderung mengatur perilaku anaknya hingga ke detail terkecil dan bisa sangat marah jika anak tidak berhasil menurutinya.
Mereka juga cenderung mudah tersinggung dan emosinya gampang terpicu tanpa alasan yang jelas. Misalnya, jika anak tidak dianggap mendengarkan, orang tua narsis bisa menghukum anak dengan berat, padahal bisa saja ada kesalahpahaman.
Orang tua narsis biasanya kurang memiliki kecerdasan emosional sehingga gagal memahami anaknya sendiri. Mereka susah untuk berempati dengan apa yang dialami anak.
3. Selalu mengutamakan kebutuhan sendiri
Orang tua narsistik mengharapkan anak-anak mereka untuk berkorban agar mereka dapat melakukan atau memiliki apa pun yang mereka inginkan.
4. Mereka memiliki batasan yang buruk
Orang tua yang narsis bisa sangat mengganggu. Ketika mereka tidak menyukainya, mereka tidak akan berinteraksi dengan si anak.
Mereka juga gemar menjatuhkan anak. Hal ini dilakukan supaya orang tua tetap merasa diri mereka superior di hadapan anak.
Menjatuhkan anak ini bisa terjadi dalam berbagai bentuk, misalnya kritik yang terlalu tajam dan tidak masuk akal sehingga membuat anak gampang terpuruk dan tidak percaya diri.
5. Sering membandingkan
Satu hal yang perlu diketahui adalah, anak tidak perlu dibanding-bandingkan. Sedangkan orangtua yang narsistik akan kerap membandingkan sang anak dengan dirinya yang dahulu atau anak lainnya.
Mereka mungkin memiliki anak emas yang mereka puji berlebihan, misalnya, ketika berbicara buruk tentang anak lain dalam keluarga.
Tak peduli betapa bagusnya pencapaian sang anak, orang tua jenis ini tetap merasa buah hatinya kurang memuaskan. Satu-satunya patokan yang dipegangnya adalah bagaimana dirinya berhasil melewati hambatan atau masalah tersebut.
Hal ini tentu dapat membuat anak merasa tidak nyaman, tidak setia dan secara psikologis tidak aman.
6. Mereka mengalihkan kesalahan ke anak-anak mereka.
Narsisis memiliki kebutuhan untuk merasa sempurna, sehingga mereka melalaikan tanggung jawab atas kesalahan langkah mereka sendiri dan menyalahkan anak-anak mereka. Mereka bisa menjadi kejam ketika mereka merasa dikritik, dan komentar mereka sering menyengat.
Pengulangan umum dari orang tua narsis mungkin seperti, "Ini salahmu bahwa aku sangat lelah," atau, "Aku bisa memiliki karier yang hebat jika aku tidak harus berurusan denganmu."
Seiring waktu, anak-anak dari orang tua narsistik menginternalisasi komentar ini dan mulai menyalahkan diri sendiri.
7. Mengharapkan anak menjadi pengasuh
Di usia yang relatif muda, pesan dari orang tua yang narsistik adalah bahwa anak mereka harus menjaga mereka. Ini terus terjadi hingga dewasa, di mana orang tua yang narsis bisa sangat manipulatif.
Beberapa kata yang sering dilontarkan, seperti, "Saya memberi makan dan memberi pakaian kepada kamu, jadi sekarang kamu berutang kepada saya." Banyak narsisis mengharapkan anak-anak mereka untuk memberikan perawatan dan dukungan di kemudian hari.
Berita Lainnya +INDEKS
Jenis Minuman Terbaik untuk Kesehatan Jantung dan Panjang Umur
Teh memiliki sejumlah manfaat baik bagi tubuh. Minum teh secara rutin menawarkan banyak manfaat u.
6 Makanan Terbaik agar Tubuh Tetap Bugar setelah Usia 50 Tahun
Seiring bertambahnya usia, metabolisme tubuh makin melambat. Masuk usia 50-an, penting untuk mela.
Capella Honda Pererat Silaturahmi Jurnalis dan Vlogger lewat Gathering 2025
PEKANBARU - Capella Honda Riau menggelar gathering bersama Jurnalis dan Vlogger di Alahan Panjang.
ShopeeVIP Bawa Pengalaman Belanja Online Lebih Dekat, Lebih Spesial
Belanja online telah mengalami banyak perubahan dalam beberapa tahun terakhir. Lebih dari sekadar.
Nikmati Pengalaman Bermain dan Belanja Mainan Roda Lebih Seru di “On The Wheels” Toys Kingdom
Koleksi mainan roda selalu punya daya tarik tersendiri bagi anak-anak, dengan ini Toys Kingdom me.
Kanker Usus Mengintai Gen Z & Milenial, Kenali 5 Tanda Awalnya
Sejumlah laporan mengungkap bahwa semakin banyak anak muda, kalangan Gen Z dan milenial, yang men.