• Tentang Kami
  • Redaksi
  • Info Iklan
  • Pedoman Media Siber
  • Disclaimer
  • Kontak Kami
  • Home
  • Komoditas
  • Peristiwa
  • Organisasi
  • Ekonomi
  • Tekno
  • Komunitas
  • Otomotif
  • Daerah
    • Meranti
    • Kuansing
    • Inhil
    • Inhu
    • Rohil
    • Rohul
    • Dumai
    • Bengkalis
    • Siak
    • Pelalawan
    • Kampar
    • Pekanbaru
  • More
    • Nasional
    • Olahraga
    • Hukrim
    • Sosbud
    • Ekbis
    • Pendidikan
    • Internasional
    • Video
    • Lifestyle
    • Pilihan Editor
    • Terpopuler
    • Indeks
  • Daerah
  • Nasional
  • Olahraga
  • Hukrim
  • Sosbud
  • Ekbis
  • Pendidikan
  • Internasional
  • Video
  • Lifestyle
  • Otomotif
  • Komunitas
  • Tekno
  • Ekonomi
  • Organisasi
  • Peristiwa
  • Komoditas
  • Pekanbaru
  • Kampar
  • Pelalawan
  • Siak
  • Bengkalis
  • Dumai
  • Rohul
  • Rohil
  • Inhu
  • Inhil
  • Kuansing
  • Meranti
  • Pilihan Editor
  • Terpopuler
  • Indeks
Masukkan Kata Kunci atau ESC Untuk Keluar

pilihan +INDEKS


  • Home
  • Lifestyle

5 Kalimat Tak Boleh Diucapkan Orang Tua Kalau Mau Anak Nurut

Redaksi

Selasa, 24 Juni 2025 | 08:12:00 WIB
Cetak
5 Kalimat Tak Boleh Diucapkan Orang Tua Kalau Mau Anak Nurut

Banyak orang tua tahu betapa frustrasinya menghadapi anak yang susah mendengarkan. Namun menurut pakar parenting dan pencipta FOUNDATIONS, Reem Raouda, setelah meneliti lebih dari 200 hubungan orang tua-anak, ada satu pola menarik, yakni orang tua yang jarang mengalami pembangkangan ternyata tidak menggunakan ancaman, sogokan, atau hukuman keras.

Mereka justru memakai bahasa yang mendorong anak untuk mau bekerja sama. Frasa seperti "Berhenti!" atau "Kalau kamu nggak nurut, nanti..." memicu respons "lawan atau lari" dalam otak anak, membuat mereka sulit belajar dan lebih fokus bertahan. Sebaliknya, ketika orang tua menghargai otonomi anak sambil tetap memberi batasan, anak lebih mudah diajak kerjasama.

Melansir CNBC Make It, berikut lima kalimat toksik yang menurut Reem sebaiknya dihindari jika ingin anak mendengarkan beserta alternatif yang lebih sehat:

1. Jangan bilang: "Pokoknya kamu harus turuti kata ibu/ayah!"
Ganti dengan: "Ibu/ayah tahu kamu nggak, nanti kita diskusi ya."

Alasannya: Kalimat "pokoknya kamu harus turuti kata ibu/ayah" memutus komunikasi dan mengajarkan anak untuk patuh tanpa berpikir. Penjelasan singkat saja sudah cukup membuat anak merasa dihargai dan memahami alasan di balik keputusan orang tua.

2. Jangan bilang: "Kalau nggak nurut, nggak boleh main, ya!"
Ganti dengan: "Kalau kamu sudah siap melakukan \[perilaku yang diinginkan], kita bisa lanjut ke \[aktivitas yang diinginkan]."

Alasannya: Ancaman bikin anak bersikap defensif. Kalimat alternatif ini tetap memegang batasan, tapi memberi anak pilihan untuk memenuhi tanggung jawabnya. Bukannya menghapus aturan, tapi menghapus konflik.

3. Jangan bilang: "Jangan nangis!"
Ganti dengan: "Kamu kelihatan sedih banget. Coba ceritakan, apa yang terjadi?"

Alasannya: Menolak emosi anak membuat mereka merasa perasaannya salah. Sebaliknya, ketika anak merasa didengarkan, mereka akan lebih cepat tenang dan lebih percaya pada orang tuanya.

4. Jangan bilang: "Berapa kali harus mama/papa bilang?!"
Ganti dengan: "Mama/papa sudah minta ini beberapa kali. Coba bantu mama/papa pahami, bagian mana yang bikin kamu kesulitan?"

Alasannya: Kalimat pertama mengasumsikan anak sengaja membangkang. Padahal, bisa jadi mereka bingung atau belum punya keterampilan yang dibutuhkan. Reframing seperti ini mendorong pemecahan masalah, bukan menyalahkan.

5. Jangan bilang: "Kamu kan tahu itu salah!"
Ganti dengan: "Kayaknya ada sesuatu yang bikin kamu nggak jadi diri kamu yang terbaik. Yuk kita bahas bareng."

Alasannya: Kalimat "kamu tahu itu salah" menyudutkan dan memalukan anak. Sebaliknya, frasa alternatif mengajak anak merefleksikan diri dan menunjukkan bahwa orang tua tetap percaya padanya.

Rahasia Anak Mau Mendengarkan

Menurut Reem, kuncinya bukan mengontrol anak, tapi menciptakan kondisi di mana kerja sama terasa alami. Anak-anak akan lebih mudah mendengarkan jika mereka merasa dihargai, aman secara emosional, dan dilibatkan dalam proses.

Perubahan frasa ini bukan sekadar ubah kata, tapi mencerminkan perubahan cara pandang tentang pengasuhan, dari kontrol menjadi koneksi. Ketika orang tua merespons dengan empati dan kepemimpinan yang tenang, anak-anak tumbuh jadi pribadi yang tangguh secara emosional dan punya hubungan yang kuat dengan orang tuanya.


Sumber : cnbcindonesia.com /

[ Ikuti JurnalPekan.com ]


JurnalPekan.com

Berita Lainnya +INDEKS

Lifestyle

Jenis Minuman Terbaik untuk Kesehatan Jantung dan Panjang Umur

Jumat, 17 Oktober 2025 - 07:41:00 WIB

Teh memiliki sejumlah manfaat baik bagi tubuh. Minum teh secara rutin menawarkan banyak manfaat u.

Lifestyle

6 Makanan Terbaik agar Tubuh Tetap Bugar setelah Usia 50 Tahun

Selasa, 14 Oktober 2025 - 07:50:51 WIB

Seiring bertambahnya usia, metabolisme tubuh makin melambat. Masuk usia 50-an, penting untuk mela.

Lifestyle

Capella Honda Pererat Silaturahmi Jurnalis dan Vlogger lewat Gathering 2025

Senin, 13 Oktober 2025 - 10:51:57 WIB

PEKANBARU - Capella Honda Riau menggelar gathering bersama Jurnalis dan Vlogger di Alahan Panjang.

Lifestyle

ShopeeVIP Bawa Pengalaman Belanja Online Lebih Dekat, Lebih Spesial

Senin, 13 Oktober 2025 - 09:08:28 WIB

Belanja online telah mengalami banyak perubahan dalam beberapa tahun terakhir. Lebih dari sekadar.

Lifestyle

Nikmati Pengalaman Bermain dan Belanja Mainan Roda Lebih Seru di “On The Wheels” Toys Kingdom

Senin, 13 Oktober 2025 - 08:37:49 WIB

Koleksi mainan roda selalu punya daya tarik tersendiri bagi anak-anak, dengan ini Toys Kingdom me.

Lifestyle

Kanker Usus Mengintai Gen Z & Milenial, Kenali 5 Tanda Awalnya

Jumat, 10 Oktober 2025 - 08:29:37 WIB

Sejumlah laporan mengungkap bahwa semakin banyak anak muda, kalangan Gen Z dan milenial, yang men.

tulis komentar +INDEKS



Terkini +INDEKS

Indosat dan Kominfo Perkuat Ekosistem Registrasi eSIM Digital Berbasis Biometrik
21 Oktober 2025
Capella Group Kumpulkan 200 Kantong Darah Lewat CSR Donor
20 Oktober 2025
Financial Expo 2025, OJK Harap Masyarakat Percaya Gunakan Jasa Keuangan
19 Oktober 2025
Hasil Imbang 1-1 PSPS Pekanbaru vs Sumsel United
19 Oktober 2025
Hingga September, Satgas Gakkum DLHK Pekanbaru Tindak Sejumlah Pelanggaran
19 Oktober 2025
New Honda ADV 160 Resmi Meluncur di Pekanbaru
18 Oktober 2025
Dorong Generasi Muda Jadi Kreator, IM3 dan TikTok Ajak Mahasiswa UNRI Berkarya di Dunia Digital
18 Oktober 2025
ROHTO Peduli Kembali Bagikan 1.200 Kacamata Gratis Peringati Hari Penglihatan Dunia 2025
18 Oktober 2025
Jenis Minuman Terbaik untuk Kesehatan Jantung dan Panjang Umur
17 Oktober 2025
Manfaatkan Program Service Sepeda Motor Selama Oktober, Ada Potongan Hingga 50 Persen
16 Oktober 2025

Terpopuler +INDEKS

  • 1 Dihadiri Dua Ribu Lebih Tamu, Festival Kue Bulan 2025 di Pekanbaru Meriah
  • 2 BATIQA Hotel Pekanbaru Luncurkan Promo Table Manner
  • 3 Zurich bersama Rekanan Dorong Pelestarian Lingkungan Lewat Gerakan Tanam Mangrove
  • 4 Walikota Agung Perintahkan Camat dan Lurah Buat Program Pengurangan Sampah
  • 5 Kadiskes Tekankan Petugas Puskesmas di Pekanbaru Harus Melayani dengan Ramah
  • 6 Harga Sawit Mitra Swadaya Rp3.647 Perkilo
  • 7 Tak Kantongi Izin Diskotek, Satpol PP Cek HW Livehouse Pekanbaru

Ikuti Kami

Tentang Kami
Redaksi
Pedoman Pemberitaan
Info Iklan
Kontak
Disclaimer

JurnalPekan.com ©2020 | All Right Reserved