5 Kalimat Tak Boleh Diucapkan Orang Tua Kalau Mau Anak Nurut
Banyak orang tua tahu betapa frustrasinya menghadapi anak yang susah mendengarkan. Namun menurut pakar parenting dan pencipta FOUNDATIONS, Reem Raouda, setelah meneliti lebih dari 200 hubungan orang tua-anak, ada satu pola menarik, yakni orang tua yang jarang mengalami pembangkangan ternyata tidak menggunakan ancaman, sogokan, atau hukuman keras.
Mereka justru memakai bahasa yang mendorong anak untuk mau bekerja sama. Frasa seperti "Berhenti!" atau "Kalau kamu nggak nurut, nanti..." memicu respons "lawan atau lari" dalam otak anak, membuat mereka sulit belajar dan lebih fokus bertahan. Sebaliknya, ketika orang tua menghargai otonomi anak sambil tetap memberi batasan, anak lebih mudah diajak kerjasama.
Melansir CNBC Make It, berikut lima kalimat toksik yang menurut Reem sebaiknya dihindari jika ingin anak mendengarkan beserta alternatif yang lebih sehat:
1. Jangan bilang: "Pokoknya kamu harus turuti kata ibu/ayah!"
Ganti dengan: "Ibu/ayah tahu kamu nggak, nanti kita diskusi ya."
Alasannya: Kalimat "pokoknya kamu harus turuti kata ibu/ayah" memutus komunikasi dan mengajarkan anak untuk patuh tanpa berpikir. Penjelasan singkat saja sudah cukup membuat anak merasa dihargai dan memahami alasan di balik keputusan orang tua.
2. Jangan bilang: "Kalau nggak nurut, nggak boleh main, ya!"
Ganti dengan: "Kalau kamu sudah siap melakukan \[perilaku yang diinginkan], kita bisa lanjut ke \[aktivitas yang diinginkan]."
Alasannya: Ancaman bikin anak bersikap defensif. Kalimat alternatif ini tetap memegang batasan, tapi memberi anak pilihan untuk memenuhi tanggung jawabnya. Bukannya menghapus aturan, tapi menghapus konflik.
3. Jangan bilang: "Jangan nangis!"
Ganti dengan: "Kamu kelihatan sedih banget. Coba ceritakan, apa yang terjadi?"
Alasannya: Menolak emosi anak membuat mereka merasa perasaannya salah. Sebaliknya, ketika anak merasa didengarkan, mereka akan lebih cepat tenang dan lebih percaya pada orang tuanya.
4. Jangan bilang: "Berapa kali harus mama/papa bilang?!"
Ganti dengan: "Mama/papa sudah minta ini beberapa kali. Coba bantu mama/papa pahami, bagian mana yang bikin kamu kesulitan?"
Alasannya: Kalimat pertama mengasumsikan anak sengaja membangkang. Padahal, bisa jadi mereka bingung atau belum punya keterampilan yang dibutuhkan. Reframing seperti ini mendorong pemecahan masalah, bukan menyalahkan.
5. Jangan bilang: "Kamu kan tahu itu salah!"
Ganti dengan: "Kayaknya ada sesuatu yang bikin kamu nggak jadi diri kamu yang terbaik. Yuk kita bahas bareng."
Alasannya: Kalimat "kamu tahu itu salah" menyudutkan dan memalukan anak. Sebaliknya, frasa alternatif mengajak anak merefleksikan diri dan menunjukkan bahwa orang tua tetap percaya padanya.
Rahasia Anak Mau Mendengarkan
Menurut Reem, kuncinya bukan mengontrol anak, tapi menciptakan kondisi di mana kerja sama terasa alami. Anak-anak akan lebih mudah mendengarkan jika mereka merasa dihargai, aman secara emosional, dan dilibatkan dalam proses.
Perubahan frasa ini bukan sekadar ubah kata, tapi mencerminkan perubahan cara pandang tentang pengasuhan, dari kontrol menjadi koneksi. Ketika orang tua merespons dengan empati dan kepemimpinan yang tenang, anak-anak tumbuh jadi pribadi yang tangguh secara emosional dan punya hubungan yang kuat dengan orang tuanya.
Berita Lainnya +INDEKS
Modus Baru Maling Colong Uang Lewat QRIS
Modus penipuan keuangan makin canggih dan marak. Terbaru, modus penipuan menggunakan kode QR pals.
7 Manfaat Minum Air Lemon, Termasuk Cegah Batu Ginjal
Lemon merupakan salah satu buah yang cukup banyak dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia. Manfaat a.
EOS C50: Inovasi Kamera Sinema Ringkas
Canon melalui PT Datascrip sebagai distributor tunggal produk pencitraan digitalnya di Indonesia .
Temuan Populix dan KitaLulus: 80 Persen Pekerja Masih Menilai PHK Tidak Manusiawi
Populix, perusahaan riset berbasis teknologi asal Indonesia, bersama KitaLulus, platform pencaria.
Rayakan Momen Spesial bersama INFORMA
Momen akhir tahun lebih dari sekadar perayaan, ada pertemuan yang selalu dirindukan. INFORMA, pus.
Hari Diabetes Sedunia, Tropicana Slim Gelar Gerakan Nasional Hidup Sehat Serentak di 27 Kota
PEKANBARU - Dalam rangka memperingati World Diabetes Day (WDD) pada 14 November, lalu. Tropicana .







