• Tentang Kami
  • Redaksi
  • Info Iklan
  • Pedoman Media Siber
  • Disclaimer
  • Kontak Kami
  • Home
  • Peristiwa
  • Organisasi
  • Ekonomi
  • Tekno
  • Komunitas
  • Otomotif
  • Daerah
    • Meranti
    • Kuansing
    • Inhil
    • Inhu
    • Rohil
    • Rohul
    • Dumai
    • Bengkalis
    • Siak
    • Pelalawan
    • Kampar
    • Pekanbaru
  • Nasional
  • More
    • Olahraga
    • Hukrim
    • Sosbud
    • Ekbis
    • Pendidikan
    • Internasional
    • Video
    • Lifestyle
    • Pilihan Editor
    • Terpopuler
    • Indeks
  • Daerah
  • Nasional
  • Olahraga
  • Hukrim
  • Sosbud
  • Ekbis
  • Pendidikan
  • Internasional
  • Video
  • Lifestyle
  • Otomotif
  • Komunitas
  • Tekno
  • Ekonomi
  • Organisasi
  • Peristiwa
  • Pekanbaru
  • Kampar
  • Pelalawan
  • Siak
  • Bengkalis
  • Dumai
  • Rohul
  • Rohil
  • Inhu
  • Inhil
  • Kuansing
  • Meranti
  • Pilihan Editor
  • Terpopuler
  • Indeks
Masukkan Kata Kunci atau ESC Untuk Keluar

pilihan +INDEKS


  • Home
  • Lifestyle

5 Cara Membedakan Beras Asli dan Beras Oplosan Menurut Dosen IPB

Redaksi

Selasa, 15 Juli 2025 | 08:57:36 WIB
Cetak
5 Cara Membedakan Beras Asli dan Beras Oplosan Menurut Dosen IPB
Ilustrasi.(int)

Beras mungkin terlihat serupa, tapi tidak semuanya aman dikonsumsi. Pakar dari IPB University mengungkap sejumlah ciri beras oplosan yang bisa dikenali secara kasat mata dan berpotensi membahayakan kesehatan jika dikonsumsi dalam jangka panjang.

Guru Besar Teknologi Industri Pertanian IPB University, Prof Tajuddin Bantacut menegaskan, masyarakat perlu lebih jeli saat membeli beras. Ia menyebut, ada beberapa tanda umum yang bisa menunjukkan beras tersebut telah dioplos atau dicampur bahan lain, baik untuk mempercantik tampilan maupun menurunkan biaya produksi.

"Kalau nasi terasa beda dari biasanya, dari warna, bau, tekstur, dan bentuk butiran bisa dicurigai itu beras oplosan. Bisa jadi kualitasnya rusak atau bahkan mengandung zat asing," kata Prof Tajuddin dalam keterangannya, dikutip website resmi IPB University, Senin (14/7/2025).

Berikut beberapa tanda yang disebut Prof Tajuddin sebagai indikator beras oplosan:

Warna tidak seragam: Dalam satu kemasan, ada butiran beras putih cerah bercampur dengan yang kusam atau kekuningan.

Ukuran butiran bervariasi: Beras asli biasanya seragam, sedangkan beras oplosan mencampur bulir panjang- pendek atau besar-kecil.

Aroma mencurigakan: Bau bisa apek, kimiawi, atau tidak segar, berbeda dari aroma alami beras baru.

Nasi lembek setelah dimasak: Nasi dari beras oplosan biasanya tidak pulen, cepat basi, atau terlalu lengket.

Ada benda asing saat dicuci: Jika muncul serpihan plastik, serbuk putih, atau partikel lain saat dicuci, patut dicurigai.

Prof Tajuddin juga mengingatkan dalam beberapa kasus, beras oplosan dicampur bahan kimia seperti pemutih atau pengawet. "Kalau sampai ditambahkan zat kimia, bisa sangat berbahaya jika dikonsumsi terus-menerus," ungkapnya.

Setidaknya ada tiga bentuk praktik oplosan yang beredar di pasaran:

1. Campuran dengan bahan lain seperti jagung. Umum ditemukan di daerah tertentu. Meski terlihat aman, bisa mengecoh konsumen jika tidak dicantumkan dalam label.

2. Beras blended antar varietas. Dilakukan untuk memperbaiki rasa atau tampilan, semisal mencampur beras murah dan premium. Jika dilakukan tanpa transparansi, ini tetap dianggap menipu.

3. Beras rusak yang dikilapkan ulang. Ini yang paling membahayakan. Beras yang sudah lama, terkena jamur atau mikroorganisme, lalu diproses ulang agar tampak putih bersih. Biasanya ditambahkan bahan kimia untuk menipu tampilan.

Sementara itu, mengkonsumsi beras oplosan bukan hanya soal rasa atau tampilan yang mengecewakan, tapi juga soal risiko kesehatan yang serius, diantaranya paparan bahan kimia berbahaya seperti pemutih atau pengawet sintetis yang bisa merusak hati, ginjal, dan organ vital lain jika menumpuk dalam tubuh. Selain itu, ada gangguan pencernaan dan penurunan daya tahan tubuh akibat mikroorganisme atau jamur dari beras rusak, hingga berpotensi keracunan jika jamur atau bahan asing masih tertinggal meski beras sudah dipoles ulang.

Untuk melindungi diri dan keluarga dari risiko beras oplosan, Prof Tajuddin menyrankan untuk jangan beli beras tanpa label atau dari sumber yang tidak jelas. Selain itu, selalu cuci beras sebelum dimasak dan perhatikan apakah ada partikel asing yang mengambang.

Ia juga bilang, untuk menyimpan beras maksimal enam bulan untuk menjaga kualitas. Bau, warna, dan ukuran butiran sebelum membeli juga patut menjadi perhatian hingga selalu aware harga yang terlalu murah atau tampilan yang mencurigakan.

Prof Tajuddin mengingatkan, Indonesia sebagai negara agraris tidak boleh hanya fokus pada produksi beras. "Distribusi dan konsumsi juga harus dijaga agar kualitas pangan tetap aman dan merata," ujarnya.


Sumber : cnbcindonesia.com /

[ Ikuti JurnalPekan.com ]


JurnalPekan.com

Berita Lainnya +INDEKS

Lifestyle

Tingkat Hunian Kamar Hotel Bintang di Riau Juli 2025 Capai 46,58 Persen

Selasa, 02 September 2025 - 09:11:50 WIB

PEKANBARU - Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Riau mencatat Tingkat Penghunian Kamar (TPK) hot.

Lifestyle

Pererat Silaturahmi, Bank Indonesia Gathering bersama Wartawan

Sabtu, 30 Agustus 2025 - 09:30:00 WIB

Kampar - Guna meningkatkan kapasitas wartawan bidang ekonomi, Bank Indonesia (BI) Perwakilan Riau.

Lifestyle

Capella Honda Kembali Beri Tips Berkendara Aman di Jalan Raya

Sabtu, 30 Agustus 2025 - 11:43:54 WIB

Kampar - PT Capella Dinamik Nusantara (CDN) selaku Main Dealer sepeda motor Honda Riau pada momen.

Lifestyle

Mau Punya Anak Sukses, Ajarkan Kebiasaan Ini Sejak Dini

Rabu, 27 Agustus 2025 - 08:00:26 WIB

Banyak orang tua belajar dan bertanya-tanya, apa rahasia membesarkan anak yang sukses kelak? Tern.

Lifestyle

Sering Makan Telur Bikin Kolesterol Melonjak, Mitos atau Fakta?

Selasa, 26 Agustus 2025 - 09:31:17 WIB

Selain menjadi sumber protein hewani yang terjangkau, telur menjadi lauk makanan favorit yang ham.

Lifestyle

Jalan Kaki Durasi Segini Bisa Cegah Mati Muda

Senin, 25 Agustus 2025 - 09:31:59 WIB

Jalan kaki cepat ternyata bisa jadi kunci untuk mencegah mati muda. Sebuah penelitian terbaru men.

tulis komentar +INDEKS



Terkini +INDEKS

16 Aset Penunggak Pajak di Riau Disita, Total Rp4,8 Miliar
05 September 2025
Pekerja Angkutan Sampah Gelar Aksi Damai di Kantor Walikota Tenayan Raya
04 September 2025
PHR OSF Team Bangun Sarana Pelatihan Masyarakat
04 September 2025
SMKN 1 Tebingtinggi Raih Juara I Lomba Cepat Tepat Perpajakan Riau 2025
04 September 2025
Kongres Usai, Sekretaris PWI Riau: Tak Ada Lagi yang Bisa Ngaku Plt Ketua
02 September 2025
Tingkat Hunian Kamar Hotel Bintang di Riau Juli 2025 Capai 46,58 Persen
02 September 2025
Pameran Honda AT Family Day Sukses Hadirkan Program Menarik untuk Konsumen
01 September 2025
Akhmad Munir Terpilih Ketua Umum PWI Pusat, Tiga Formatur Disepakati
31 Agustus 2025
Capella Honda Kembali Beri Tips Berkendara Aman di Jalan Raya
30 Agustus 2025
DJP Riau Ajak Generasi Muda Sadar Pajak Sejak Dini
30 Agustus 2025

Terpopuler +INDEKS

  • 1 150 Bikers Honda Ramaikan Scoopy Coffee Rave tajaan Capella Honda
  • 2 Meski Dinonaktifkan Walikota Pekanbaru, Oknum Pejabat Terlibat Pungli Masih Wara-wiri di RSD Madani
  • 3 Pajak PBB Pekanbaru Naik 300 Persen, Pemko Segera Revisi Perda
  • 4 Riau Catat Investasi Rp12,67 Triliun
  • 5 Investasi Pekanbaru Serap 5.915 Tenaga Kerja
  • 6 Scoopy Velocreativity 2025 Sukses Digelar di Dumai
  • 7 Warga Pekanbaru Diimbau Waspadai Oknum Tawarkan Aktivasi IKD

Ikuti Kami

Tentang Kami
Redaksi
Pedoman Pemberitaan
Info Iklan
Kontak
Disclaimer

JurnalPekan.com ©2020 | All Right Reserved