Bukan Cuma Kopi Susu, 4 Makanan Ini 'Haram' Diberikan pada Bayi
.jpeg)
Baru-baru ini, viral curhatan seorang ibu yang bayinya meninggal dunia setelah diberi jamu racikan daun kecipir.
Belum selesai masalah bayi diberi jamu, video bayi lainnya malah muncul. Dalam video yang viral itu, seorang bayi diberikan asupan minuman kopi susu sachet. Setelahnya, bayi itu mengalami diare hingga buang air besar sebanyak sembilan kali.
Dokter spesialis anak di Rumah Sakit Hermina, Jatinegara, Angga Wirahmadi mengatakan bahwa seyogianya bayi berusia kurang dari enam bulan tak diberikan makanan apa pun yang bertekstur padat dan mengandung bahan stimulan seperti kopi.
Air susu ibu (ASI) dan susu formula adalah dua makanan atau minuman yang boleh diberikan pada bayi usia kurang enam bulan.
"Cukup ASI dan sufor. Tidak boleh makanan lain, apalagi yang teksturnya padat," kata Angga dilansir dari CNNIndonesia.com, Kamis (26/1/2023).
Menurut Angga, semua makanan padat atau semi padat berbahaya untuk bayi usia kurang enam bulan. Sebab, makanan tersebut bisa menyebabkan sumbatan pada usus atau dikenal dengan istilah invaginasi.
"Dan harus diperhatikan juga kandungan makanan tersebut. Karena ada beberapa makanan yang zat-zatnya tidak baik untuk organ dalam bayi," katanya.
Namun demikian, bukan berarti bayi sepenuhnya tak boleh mendapatkan asupan makanan saat usianya masih kurang dari enam bulan. Boleh-boleh saja, lanjut Angga, asalkan pemberiannya tidak sembarangan dan harus dikonsultasikan dengan dokter.
"Pada kondisi tertentu sebenarnya bisa diberi makan, tapi harus konsultasi makanannya apa, bagaimana memberi makannya. Jangan membuat keputusan sendiri," kata dia.
Selain jamu dan kopi susu, ada beberapa asupan lain yang pantang diberikan pada bayi, utamanya di usia kurang dari enam bulan. Berikut di antaranya.
1. Pisang
Meski tampak lembek, pisang justru termasuk buah bertekstur padat yang pantang diberikan pada bayi. Kata Angga, buah jadi satu dari sekian banyak makanan yang kerap disalah artikan oleh orang tua.
Pisang baru boleh diberikan saat bayi setidaknya berusia di atas delapan bulan.
2. Madu
Madu mungkin dianggap sebagai salah satu makanan atau pemanis alami yang kaya nutrisi. Tapi, madu ternyata tidak boleh diberikan pada bayi, utamanya saat usia belum menginjak satu tahun.
Dokter spesialis anak di RS Mayapada Kuningan, Jakarta Selatan, Kurniawan Satria Denta mengatakan bahwa madu mengandung bakteri Clostridium botulinum yang bisa menyebabkan keracunan pada bayi.
3. Makanan setengah matang
Kata Denta, bayi seharusnya diberi makanan yang sudah matang. Memberi makanan setengah matang rentan mengganggu pencernaan bayi.
Makanan yang belum matang sempurna berpotensi mengandung bakteri yang tidak hilang saat proses memasak.
4. Susu hewani
Susu sapi, susu kambing, atau jenis susu selain sufor dan ASI sangat tidak dianjurkan untuk bayi. Susu dari produk hewani mengandung bakteri yang bisa mengganggu pencernaan bayi.
"Cukup ASI saja, tidak usah diberi susu sapi atau kambing. Kalau pemberian susu sembarangan, pencernaan bisa terganggu, bisa kembung, mencret, malah paling parah luka di usus," kata Denta.
Berita Lainnya +INDEKS
Jenis Minuman Terbaik untuk Kesehatan Jantung dan Panjang Umur
Teh memiliki sejumlah manfaat baik bagi tubuh. Minum teh secara rutin menawarkan banyak manfaat u.
6 Makanan Terbaik agar Tubuh Tetap Bugar setelah Usia 50 Tahun
Seiring bertambahnya usia, metabolisme tubuh makin melambat. Masuk usia 50-an, penting untuk mela.
Capella Honda Pererat Silaturahmi Jurnalis dan Vlogger lewat Gathering 2025
PEKANBARU - Capella Honda Riau menggelar gathering bersama Jurnalis dan Vlogger di Alahan Panjang.
ShopeeVIP Bawa Pengalaman Belanja Online Lebih Dekat, Lebih Spesial
Belanja online telah mengalami banyak perubahan dalam beberapa tahun terakhir. Lebih dari sekadar.
Nikmati Pengalaman Bermain dan Belanja Mainan Roda Lebih Seru di “On The Wheels” Toys Kingdom
Koleksi mainan roda selalu punya daya tarik tersendiri bagi anak-anak, dengan ini Toys Kingdom me.
Kanker Usus Mengintai Gen Z & Milenial, Kenali 5 Tanda Awalnya
Sejumlah laporan mengungkap bahwa semakin banyak anak muda, kalangan Gen Z dan milenial, yang men.