• Tentang Kami
  • Redaksi
  • Info Iklan
  • Pedoman Media Siber
  • Disclaimer
  • Kontak Kami
  • Home
  • Komoditas
  • Peristiwa
  • Organisasi
  • Ekonomi
  • Tekno
  • Komunitas
  • Otomotif
  • Daerah
    • Meranti
    • Kuansing
    • Inhil
    • Inhu
    • Rohil
    • Rohul
    • Dumai
    • Bengkalis
    • Siak
    • Pelalawan
    • Kampar
    • Pekanbaru
  • More
    • Nasional
    • Olahraga
    • Hukrim
    • Sosbud
    • Ekbis
    • Pendidikan
    • Internasional
    • Video
    • Lifestyle
    • Pilihan Editor
    • Terpopuler
    • Indeks
  • Daerah
  • Nasional
  • Olahraga
  • Hukrim
  • Sosbud
  • Ekbis
  • Pendidikan
  • Internasional
  • Video
  • Lifestyle
  • Otomotif
  • Komunitas
  • Tekno
  • Ekonomi
  • Organisasi
  • Peristiwa
  • Komoditas
  • Pekanbaru
  • Kampar
  • Pelalawan
  • Siak
  • Bengkalis
  • Dumai
  • Rohul
  • Rohil
  • Inhu
  • Inhil
  • Kuansing
  • Meranti
  • Pilihan Editor
  • Terpopuler
  • Indeks
Masukkan Kata Kunci atau ESC Untuk Keluar

pilihan +INDEKS


  • Home
  • Lifestyle

Ini 6 Penyakit yang Bisa Muncul dari Polusi

Redaksi

Ahad, 20 Agustus 2023 08:08:38 WIB
Cetak
Ini 6 Penyakit yang Bisa Muncul dari Polusi
Ilustrasi.(int)

Tingkat polusi udara di Jakarta berada di level tidak sehat dan mengkhawatirkan. Hal ini tentunya dapat berdampak buruk bagi kesehatan, terutama peningkatan risiko terkena penyakit pernapasan akut.

Umumnya, kualitas udara yang buruk dikaitkan erat dengan gangguan sistem pernapasan. Namun, dokter spesialis jantung sekaligus Head of Clinical & Research AsaRen, dr Arief Wibowo, mengungkapkan bahwa kualitas udara yang buruk, terutama akibat polusi, juga berdampak buruk bagi kesehatan jantung.
Lantas apa saja penyakit yang diakibatkan polusi udara dan bagaimana cara mencegahnya? Berikut paparannya.

Baca Juga :
  • Berikut yang Bisa Dilakukan untuk Hilangkan Stres
  • Enam Makanan Sehat Redam Stres
  • Efek Samping Konsumsi Suplemen

1. Stroke

Dokter spesialis paru, Prof Dr dr Agus Dwi Susanto, mengungkapkan bahwa stroke adalah penyakit yang mengintai akibat polusi udara. Stroke merupakan kondisi ketika pasokan darah ke otak mengalami pengurangan dan gangguan akibat penyumbatan (stroke iskemik) atau pecahnya pembuluh darah (stroke hemoragik).

Prof Agus mengatakan, sekitar 23 hingga 37 persen kematian dini akibat stroke disebabkan oleh polusi udara yang sangat buruk. Bahkan, ia mengungkapkan bahwa polutan berdampak tujuh kali lipat terhadap stroke secara umum.

"Sebanyak 16,9 persen dari 15 juta kasus stroke setiap tahunnya berkaitan dengan polusi. Itu berhubungan dengan aterosklerosis (penyumbatan arteri oleh plak) dan hipertensi (tekanan darah tinggi) yang muncul karena polutan," papar Prof Agus dalam temu media daring oleh Ikatan Dokter Indonesia (IDI), belum lama ini.

"Bahkan, berbagai riset menunjukkan bahwa polutan memiliki dampak tujuh kali lipat lebih banyak pada stroke secara umum," lanjutnya.

2. Stunting pada Anak

Prof. Agus mengatakan, polusi udara adalah salah satu pemicu terjadinya stunting pada anak. Menurut WHO, stunting adalah jenis malnutrisi yang ditandai dengan tinggi badan di bawah rata-rata dan tidak sesuai dengan usia.

Ketua Perhimpunan Dokter Paru Indonesia ini menjelaskan, polutan yang dihirup anak dapat mengakibatkan gangguan pada sistem sirkulasi pernapasan. Sirkulasi oksigen yang terganggu dapat membuat jumlah oksigen yang dibawa ke dalam tubuh menjadi lebih rendah.

"Ketika sirkulasi terganggu, oksigen yang dibawa menjadi lebih rendah. Kalau dia menjadi lebih rendah, anak kekurangan oksigen secara defisit minor, tetapi jangka panjang akibatnya pertumbuhan jadi lebih lambat," jelas Prof. Agus.

Ia mengatakan, sejumlah riset di beberapa negara dengan polusi udara tinggi, seperti Bangladesh, Afrika, dan China, menemukan bahwa polutan menimbulkan risiko stunting pada anak dua kali lebih tinggi. Sebagian besar kasus stunting pada anak terjadi akibat polusi di dalam rumah.

"Sebanyak 90 persen risiko stunting pada anak-anak ini terjadi setiap peningkatan polusi udara di dalam rumah," kata Prof. Agus.

3. Gangguan Perkembangan Otak Anak

Prof Agus yang merupakan Guru Besar Bidang Pulmonologi dan Respirasi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia mengatakan, anak-anak yang menghirup polutan atau zat berbahaya penyebab polusi setiap hari mengalami gangguan pertumbuhan dan perkembangan, termasuk gangguan kognitif.

"Diperkirakan, dua miliar anak di seluruh dunia terdampak dari polusi udara berat yang berdampak pada pertumbuhan perkembangan, termasuk gangguan kognitif," ujar Prof.

Prof Agus mengatakan, polusi udara yang masuk melalui saluran pernapasan anak akan mengalir ke dalam bagian otak. Akibatnya, otak akan mengalami peradangan dan terjadi neurodegenerasi atau penurunan fungsi otak dengan hilangnya sel saraf secara progresif.

Peradangan dan neurodegenerasi akibat polusi udara dapat berdampak secara signifikan terhadap kognitif anak-anak yang masih dalam proses pertumbuhan.

"Berbagai riset menunjukkan bahwa peningkatan polutan ini berkaitan dengan tingkat inteligensi dan intelektual yang lebih rendah pada anak-anak usia di bawah 2 tahun, prasekolah, maupun usia sekolah," ungkap Prof lagi.

4. Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA)

Infeksi saluran pernapasan akut atau ISPA adalah penyakit yang menyebabkan peradangan di saluran pernapasan manusia. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), ISPA adalah penyebab utama angka kematian akibat penyakit menular di dunia.

Salah satu penyebab ISPA adalah kualitas udara yang buruk, termasuk polusi. Umumnya, ISPA menimbulkan gejala batuk, demam, nyeri kepala, hidung tersumbat, nyeri tenggorokan, dan kesulitan bernapas.

5. Kanker Paru

Kementerian Kesehatan (Kemenkes RI) memaparkan bahwa empat dari sepuluh penyakit dengan kasus terbanyak per 100 ribu penduduk adalah penyakit respirasi akibat polusi udara, yakni penyakit paru obstruktif kronis (PPOK), kanker paru, pneumonia, dan asma.

"Ada empat faktor resiko penyakit paru, yakni polusi udara, riwayat merokok, infeksi berulang, dan dan genetik. Polusi udara menyumbang 15 hingga 30 persen," dilansir dari cnbcindonesia.com, Minggu (20/8/2022).

6. Kardiovaskular

Prof. Agus mengungkapkan bahwa partikel polusi udara dapat meningkatkan risiko serangan jantung sebesar 4,5 persen. Ia mengatakan, penyakit kardiovaskular atau jantung muncul setelah adanya masalah pada organ pernapasan.

Polutan yang masuk melalui alveoli dan mengalir ke pembuluh darah menyebabkan terjadinya inflamasi sistemik pada jantung. Akibatnya, terdapat risiko terjadinya gangguan vaskuler yang berhubungan dengan hipertensi, disfungsi endotel, dan terjadinya penyakit jantung.

"Setiap peningkatan partikel 10 mikrogram akan meningkatkan mortalitas jantung 1,4 hingga 1,5 persen dan serangan jantung 4,5 persen," papar Prof.


[ Ikuti JurnalPekan.com ]


JurnalPekan.com

Berita Lainnya +INDEKS

Lifestyle

Jenis Minuman Terbaik untuk Kesehatan Jantung dan Panjang Umur

Jumat, 17 Oktober 2025 - 07:41:00 WIB

Teh memiliki sejumlah manfaat baik bagi tubuh. Minum teh secara rutin menawarkan banyak manfaat u.

Lifestyle

6 Makanan Terbaik agar Tubuh Tetap Bugar setelah Usia 50 Tahun

Selasa, 14 Oktober 2025 - 07:50:51 WIB

Seiring bertambahnya usia, metabolisme tubuh makin melambat. Masuk usia 50-an, penting untuk mela.

Lifestyle

Capella Honda Pererat Silaturahmi Jurnalis dan Vlogger lewat Gathering 2025

Senin, 13 Oktober 2025 - 10:51:57 WIB

PEKANBARU - Capella Honda Riau menggelar gathering bersama Jurnalis dan Vlogger di Alahan Panjang.

Lifestyle

ShopeeVIP Bawa Pengalaman Belanja Online Lebih Dekat, Lebih Spesial

Senin, 13 Oktober 2025 - 09:08:28 WIB

Belanja online telah mengalami banyak perubahan dalam beberapa tahun terakhir. Lebih dari sekadar.

Lifestyle

Nikmati Pengalaman Bermain dan Belanja Mainan Roda Lebih Seru di “On The Wheels” Toys Kingdom

Senin, 13 Oktober 2025 - 08:37:49 WIB

Koleksi mainan roda selalu punya daya tarik tersendiri bagi anak-anak, dengan ini Toys Kingdom me.

Lifestyle

Kanker Usus Mengintai Gen Z & Milenial, Kenali 5 Tanda Awalnya

Jumat, 10 Oktober 2025 - 08:29:37 WIB

Sejumlah laporan mengungkap bahwa semakin banyak anak muda, kalangan Gen Z dan milenial, yang men.

tulis komentar +INDEKS



Terkini +INDEKS

Indosat dan Kominfo Perkuat Ekosistem Registrasi eSIM Digital Berbasis Biometrik
21 Oktober 2025
Capella Group Kumpulkan 200 Kantong Darah Lewat CSR Donor
20 Oktober 2025
Financial Expo 2025, OJK Harap Masyarakat Percaya Gunakan Jasa Keuangan
19 Oktober 2025
Hasil Imbang 1-1 PSPS Pekanbaru vs Sumsel United
19 Oktober 2025
Hingga September, Satgas Gakkum DLHK Pekanbaru Tindak Sejumlah Pelanggaran
19 Oktober 2025
New Honda ADV 160 Resmi Meluncur di Pekanbaru
18 Oktober 2025
Dorong Generasi Muda Jadi Kreator, IM3 dan TikTok Ajak Mahasiswa UNRI Berkarya di Dunia Digital
18 Oktober 2025
ROHTO Peduli Kembali Bagikan 1.200 Kacamata Gratis Peringati Hari Penglihatan Dunia 2025
18 Oktober 2025
Jenis Minuman Terbaik untuk Kesehatan Jantung dan Panjang Umur
17 Oktober 2025
Manfaatkan Program Service Sepeda Motor Selama Oktober, Ada Potongan Hingga 50 Persen
16 Oktober 2025

Terpopuler +INDEKS

  • 1 Dihadiri Dua Ribu Lebih Tamu, Festival Kue Bulan 2025 di Pekanbaru Meriah
  • 2 Komunikasi Efektif Kunci Utama Cari Aman Naik Motor
  • 3 BATIQA Hotel Pekanbaru Luncurkan Promo Table Manner
  • 4 Zurich bersama Rekanan Dorong Pelestarian Lingkungan Lewat Gerakan Tanam Mangrove
  • 5 Walikota Agung Perintahkan Camat dan Lurah Buat Program Pengurangan Sampah
  • 6 Kadiskes Tekankan Petugas Puskesmas di Pekanbaru Harus Melayani dengan Ramah
  • 7 Harga Sawit Mitra Swadaya Rp3.647 Perkilo

Ikuti Kami

Tentang Kami
Redaksi
Pedoman Pemberitaan
Info Iklan
Kontak
Disclaimer

JurnalPekan.com ©2020 | All Right Reserved