OJK Pastikan Sektor Jasa Keuangan Stabil Ditengah Ketidakpastian Global

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memastikan stabilitas Sektor Jasa Keuangan (SJK) tetap terjaga ditengah melemahnya perekonomian global dan peningkatan tensi geopolitik di Timur Tengah.
Lembaga-lembaga internasional kembali menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi global untuk tahun 2025 dan 2026. Dalam laporan terbarunya, World Bank dan OECD menilai bahwa ketidakpastian perkembangan geopolitik, masih membayangi prospek pemulihan ekonomi ke depan.
Pelaksana tugas Kepala Departemen Literasi, Inklusi Keuangan dan Komunikasi M Ismail Riyadi mengatakan, ketidakpastian perdagangan antara Amerika Serikat dan Tiongkok sedikit menurun setelah tercapainya kerangka kesepakatan dagang antara kedua negara. Namun demikian, tensi geopolitik kembali meningkat terutama dikawasan Timur Tengah seiring terjadinya perang antara Israel dan Iran disusul serangan AS terhadap tiga fasilitas nuklir utama Iran.
"Tekanan terhadap pasar keuangan dan harga minyak mereda setelah gencatan senjata Israel dan Iran diberlakukan," kata Ismail.
Ditengah perkembangan tersebut, indikator ekonomi global menunjukkan tren moderasi dan sebagian besar dibawah ekspektasi. Hal ini mendorong kebijakan fiskal dan moneter global yang lebih akomodatif. Di AS, meski outlook pertumbuhan ekonomi diturunkan, The Federal Reserve (The Fed) masih belum menurunkan suku bunga dan mempertahankan suku bunga acuan (FFR) di kisaran 4,25-4,50 persen, menunggu kejelasan kebijakan tarif dan dampaknya terhadap inflasi.
Sementara itu, perekonomian domestik masih menunjukkan resiliensi ditengah tekanan global. Laju inflasi terus menurun, dengan inflasi inti tercatat termoderasi ke level 2,37 persen (yoy).
Dari sisi eksternal, neraca perdagangan pada Mei 2025 kembali mencatatkan surplus cukup besar setelah sempat mengalami tekanan pada bulan sebelumnya. Kinerja ekspor menunjukkan perbaikan, terutama didorong oleh pertumbuhan positif pada ekspor produk pertanian dan manufaktur dalam tiga bulan terakhir.
"Peningkatan ini berhasil mengimbangi penurunan yang terjadi pada ekspor produk pertambangan dan komoditas lain," katanya.
Berita Lainnya +INDEKS
16 Aset Penunggak Pajak di Riau Disita, Total Rp4,8 Miliar
Kantor Wilayah (Kanwil) Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Riau melalui delapan Kantor Pelayanan Paj.
DJP Riau Ajak Generasi Muda Sadar Pajak Sejak Dini
PEKANBARU - Dalam rangka memperkuat literasi dan kesadaran perpajakan sejak dini, Kantor Wilayah .
OJK Riau Dorong Inklusi Keuangan Masyarakat Lewat Pariwisata
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Riau terus mendorong peningkatan inklusi keuangan masyaraka.
PQN di Riau Sukses, 821 Ribu Pedagang Gunakan QRIS
PEKANBARU - Bank Indonesia mencatat 821 ribu pedagang yang sudah menggunakan QRIS di Riau dan 1,1.
Riau Catat Investasi Rp12,67 Triliun
PEKANBARU - Provinsi Riau menorehkan prestasi membanggakan pada Triwulan II-2025 dengan mencatat .
Triwulan II, Investasi di Pekanbaru Rp4,122 Triliun
PEKANBARU - Upaya peningkatan pelayanan, membangun kepercayaan masyarakat, dan mewujudkan iklim i.