Mitos Diet Banyak Ditemukan

jurnalpekan.com - Untuk mendapatkan berbagai informasi terkait nutrisi dan kesehatan, sebagian besar masyarakat memanfaatkan media sosial.
Namun, prevalensi kesalahan informasi dan mitos terkait nutrisi menjadi penghalang utama yang mencegah konsumen memperoleh pengetahuan nutrisi yang akurat.
Untuk mencari tahu berbagai mitos mengenai nutrisi, Herbalife membuat survei bertajuk “Herbalife Nutrition Asia Pacific Nutrition Myths Survey 2020” yang melibatkan 5.500 responden dari Australia, Hong Kong, Indonesia, Jepang, Korea, Malaysia, Filipina, Singapura, Taiwan, Thailand dan Vietnam.
Senior Director & Country General Manager Herbalife Nutrition Indonesia, Andam Dewi mengatakan dari survei tersebut ditemukan masih banyak responden yang belum memiliki tingkat pemahaman yang baik mengenai nutrisi.
Kurang dari seperempat 23 persen responden menjawab setengah atau lebih pertanyaan dengan benar. Selain itu, hanya empat dari 10 38 persen konsumen yang menyatakan keyakinan kuat terhadap pengetahuan seputar nutrisi yang di miliki.
"Dengan banyaknya sumber informasi gizi dan maraknya mitos seputar nutrisi, akan mempersulit konsumen untuk mendapatkan informasi yang akurat serta membedakan fakta atau mitos seputar nutrisi," kata Dewi dilansir bisnis.com, Minggu (25/10/2020).
Untuk membuka pengetahun masyarakat mengenai mitos dan fakta mengenai nutrisi dan kesehatan, berikut 8 mitos yang paling sering beredar di Asia Pasifik.
Mitos 1: Karbohidrat dapat menambah berat badan
Fakta: Mengkonsumsi Karbohidrat saja tidak menyebabkan penambahan berat badan, tapi juga menambah kalori. Filosofi Herbalife Nutrition merekomendasikan karbohidrat hanya memenuhi 40 persen kebutuhan kalori harian anda. Sumber karbohidrat yang sehat seperti sayuran, buah-buahan, kacang-kacangan dan biji-bijian juga memberikan nutrisi penting seperti kalsium, zat besi dan vitamin B.
Mitos 2: Semakin berumur, semakin sedikit protein yang dibutuhkan
Fakta: Memasuki usia 40 tahun, kita kemungkinan akan mengalami penurunan fungsi dan massa otot secara bertahap atau dikenal dengan sarcopenia. Proses ini bisa dimitigasi dengan meningkatkan asupan protein dan melakukan latihan ketahanan yang disesuaikan dengan usia.
Mitos 3: Kafein menyebabkan dehidrasi
Fakta: Meskipun kafein memiliki sifat diuretik (menyebabkan naiknya laju urinasi), mengkonsumsi dua hingga tiga cangkir kopi tidak akan membuat anda dehidrasi. Sebuah studi oleh Institute for Scientific Information tentang kopi menyatakan bahwa kopi juga bersifat menghidrasi dengan kandungan airnya.
Mitos 4: Massa tulang di semua usia dapat dioptimalisasi dengan asupan kalsium yang cukup
Fakta: Level puncak massa tulang (ukuran dan kekuatan tulang maksimal) kita bergantung pada asupan kalsium dan akan mencapai puncaknya pada usia 30 tahun. Namun, asupan kalsium yang cukup sepanjang hidup dapat mengurangi risiko osteoporosis. Suplementasi kalsium dapat melindungi dari keropos tulang di usia tua, terutama untuk wanita pasca menopause yang memiliki kebutuhan kalsium lebih tinggi.
Mitos 5: Diet ketogenik adalah jalan sehat untuk mengurangi berat badan
Fakta: Konsumsi karbohidrat yang sangat rendah, sedang dalam asupan protein dan tinggi lemak mendorong tubuh mengunakan lemak sebagai bahan bakar akan mengakibatkan penurunan berat badan.
Bagaimanapun, karbohidrat sehat baik untuk tubuh, karena akan menyuplai energi, vitamin dan mineral. Untuk menurunkan berat badan secara berkelanjutan, mengadopsi diet seimbang yang dipadu dengan olahraga teratur adalah cara yang paling baik.
Mitos 6: Pola makan yang sangat rendah lemak adalah cara terbaik untuk menurunkan berat badan
Fakta: Berbagai studi menunjukkan pola makan/diet dengan rendah lemak akan menurunkan berat badan dalam jumlah yang sangat kecil pada tahun pertama. Hal tersebut menjadikan pola ini tidak efektif. Tubuh kita membutuhkan lemak karena dapat membantu membangun membran sel dan membantu penyerapan vitamin yang larut dalam lemak.
Mitos 7: Indeks Glikemik adalah pengukuran yang baik untuk memilih karbohidrat yang paling sehat
Fakta: Indeks Glikemik adalah pengukuran yang digunakan untuk mengukur tingkat karbohidrat dalam makanan yang dapat berdampak pada tingkat gula darah dalam tubuh, tetapi tidak untuk memilih pola makan yang sehat dan tepat. Pemilihan karbohidrat dalam makanan dilakukan dengan berbagaipertimbangan lain.
Mitos 8: Bubuk protein bukanlah sumber makanan yang sehat dibandingkan dengan protein dari makanan alami.
Fakta: Bubuk protein dapat menjadi sumber protein yang sama baiknya dengan makanan dari bahan alami jika berasal dari sumber yang berkualitas dan diproses dengan berdasarkan sains. Misalnya protein yang berasal dari kedelai dengan mengandung protein lengkap serta 9 jenis lengkap asam amino esensial untuk kebutuhan nutrisi tubuh.
Berita Lainnya +INDEKS
Kadar Kolesterol Tinggi Tampak Jelas di Mata dan Kaki
Penyakit kolesterol makin marak di tengah tren gaya hidup tidak sehat, makanan cepat saji, hingga.
Rumah Seni Datin dan RRI Pekanbaru Lomba Festival Lagu Melayu, Pendaftaran Gratis
PEKANBARU - Rumah Seni Datin dan RRI Pekanbaru, akan menggelar Festival Lagu Melayu Serumpun Dati.
Peringati Hari Diabetes Internasional, Tropicana Slim Ajak 40 Ribu Orang Lawan Diabetes
Memasuki tahun emasnya yang ke-50, Tropicana Slim sebagai brand kepercayaan masyarakat Indonesia .
Pasutri Menang Rp49 Triliun Melawan Google
Pasangan suami-istri (pasutri) asal Inggris, Shivaun Raff dan Adam, memenangkan gugatan hukum mel.
Lewat Medical Check-Up, Prodia Ajak Investasi Masa Depan Sehat
PEKANBARU - Ketika berbicara tentang investasi, hal pertama yang mungkin terlintas dibenak ialah .
Capella Honda Beberkan Tips Irit Bahan Bakar
Punya kendaraan irit dengan performa yang baik , hal ini mejadi impian semua pengendara. Apalagi .