• Tentang Kami
  • Redaksi
  • Info Iklan
  • Pedoman Media Siber
  • Disclaimer
  • Kontak Kami
  • Home
  • Komoditas
  • Peristiwa
  • Organisasi
  • Ekonomi
  • Tekno
  • Komunitas
  • Otomotif
  • Daerah
    • Meranti
    • Kuansing
    • Inhil
    • Inhu
    • Rohil
    • Rohul
    • Dumai
    • Bengkalis
    • Siak
    • Pelalawan
    • Kampar
    • Pekanbaru
  • More
    • Nasional
    • Olahraga
    • Hukrim
    • Sosbud
    • Ekbis
    • Pendidikan
    • Internasional
    • Video
    • Lifestyle
    • Pilihan Editor
    • Terpopuler
    • Indeks
  • Daerah
  • Nasional
  • Olahraga
  • Hukrim
  • Sosbud
  • Ekbis
  • Pendidikan
  • Internasional
  • Video
  • Lifestyle
  • Otomotif
  • Komunitas
  • Tekno
  • Ekonomi
  • Organisasi
  • Peristiwa
  • Komoditas
  • Pekanbaru
  • Kampar
  • Pelalawan
  • Siak
  • Bengkalis
  • Dumai
  • Rohul
  • Rohil
  • Inhu
  • Inhil
  • Kuansing
  • Meranti
  • Pilihan Editor
  • Terpopuler
  • Indeks
Masukkan Kata Kunci atau ESC Untuk Keluar

pilihan +INDEKS


  • Home
  • Internasional

Ini Pangeran Vaksin dari India, Hartanya Tembus Rp182 Triliun

Redaksi

Sabtu, 06 November 2021 12:03:39 WIB
Cetak
Ini Pangeran Vaksin dari India, Hartanya Tembus Rp182 Triliun
Chief Executive Officer of the Serum Institute of India, Adar Poonawalla (REUTERS)

Jakarta - Nama Adar Poonawalla menjadi terkenal sejak munculnya vaksin Covid-19 di India. Pria berusia 40 tahun tersebut kini memiliki julukan pangeran vaksin yang memiliki kekayaan lebih dari US$ 12,7 miliar atau sekitar Rp 182,2 triliun (asumsi Rp 14.300/US$).

Adar merupakan anak dari salah satu miliarder Cyrus Poonawalla (80), pendiri Serum Institute of India (SII). Sejak 2011, dia didapuk menjadi CEO dari produsen vaksin terbesar di dunia yang didirikan 55 tahun lalu.

Baca Juga :
  • Rossi Meninggal Dunia, Itali Kehilangan Olahragawan
  • Wagub Kabul Tewas dalam Ledakan Bom, Banyak Pembunuhan Termasuk Jurnalis
  • Praveen / Melati Kalah di Final Yonex Thailand Open

SII memproduksi 1,5 miliar vaksin setiap tahun untuk campak, rubella, tetanus, dan banyak penyakit lainnya. Dosis vaksin terutama didistribusikan ke negara-negara berpenghasilan rendah di seluruh dunia, termasuk India. Poonawalla memperkirakan bahwa lebih dari 50% bayi di dunia bergantung pada vaksin yang dibuat di SII.

Sejak munculnya Covid-19, Adar menggelontorkan ratusan juta dolar ke fasilitas manufakturnya di India. Dia berkomitmen untuk membuat jutaan dosis vaksin virus corona yang saat itu belum terbukti.

Vaksin itu, yang dibuat oleh Universitas Oxford dan AstraZeneca (AZN), masih dalam uji klinis saat itu. Tidak ada yang yakin berapa lama vaksin akan berkembang, apalagi apakah itu akan berhasil.

"Itu adalah risiko yang diperhitungkan. Tapi saya tidak melihat pilihan pada saat itu, jujur saja. Saya hanya merasa menyesal tidak melakukan satu atau lain cara," kata Adar kepada CNN International, dikutip Sabtu (6/11/2021).

Untuk membuat rencananya berhasil, Adar harus mengumpulkan hampir US$ 1 miliar (Rp 14,3 triliun. SII juga berencana memberikan vaksin kepada ratusan juta orang India dan negara-negara miskin.

Lebih dari US$ 250 juta berasal dari dana perusahaan sendiri. Sebanyak US$ 300 juta lainnya datang dari Bill and Melinda Gates Foundation, yang bekerja sama dengan SII untuk memberikan dosis diskon atau gratis kepada negara-negara berpenghasilan rendah.

Sisanya dibayar oleh negara lain begitu SII mulai menerima pesanan vaksin. Secara total, SII setuju untuk membuat hingga 200 juta dosis vaksin untuk 92 negara, sebagai bagian dari kesepakatannya dengan Gates Foundation dan Gavi, aliansi vaksin.

Setelah berhasil mengumpulkan dana dan kepercayaan kepada lulusan studi bisnis dari Universitas Westminster London ini, vaksin AstraZeneca menerima persetujuan dari regulator Inggris pada Desember 2020.

Dalam mempersiapkan produksi vaksin AstraZeneca, Adar mengatakan dia menghabiskan US$ 800 juta untuk membeli bahan kimia, botol kaca dan bahan mentah lainnya, serta meningkatkan kapasitas produksi di pabriknya di kota Pune, India Barat.

Namun rencana menghentikan pandemi oleh bapak dua anak ini gagal saat gelombang kedua Covid-19 melanda India pada musim semi. Akibat tsunami infeksi Covid-19 saat itu, distribusi vaksin ke seluruh negeri dan negara-negara lain terhambat bahkan gagal.

Pada puncaknya negara itu melaporkan lebih dari 400.000 kasus per hari, meskipun para ahli mengatakan jumlah sebenarnya kemungkinan jauh lebih tinggi.

Pada saat itu, hanya 2% dari 1,3 miliar penduduk India yang divaksinasi lengkap, dan pemerintah nasional negara itu lambat dalam menempatkan pesanan untuk lebih banyak vaksin. Tanpa stok yang besar, negara bagian di India mulai kehabisan dosis vaksin terbatas yang mereka miliki. India kemudian memutuskan untuk menghentikan ekspor semua vaksin, mencegah SII untuk memenuhi komitmennya di tempat lain.

India kini masih menjadi negara kedua dengan kasus Covid terbanyak di dunia. Per Jumat tercatat 34.332.407 infeksi dan 459.875 kematian, menurut data Worldometers.


Sumber : cnbcindonesia.com /

[ Ikuti JurnalPekan.com ]


JurnalPekan.com

Berita Lainnya +INDEKS

Internasional

Arab Saudi Kecam Keras Serangan Iran Terhadap Qatar: Ini Tak Bisa Diterima!

Rabu, 25 Juni 2025 - 06:33:43 WIB

Kerajaan Arab Saudi mengecam keras serangan Iran terhadap Qatar, yang menurut Teheran menargetkan.

Internasional

Kisah Pangeran Arab Koma Selama 17 Tahun

Ahad, 23 Oktober 2022 - 08:37:29 WIB

Sudah lebih dari 17 tahun, Al-Waleed bin Khaled bin Talai, Pangeran Arab Saudi mengalami koma, pa.

Internasional

Lima Sungai Paling Bahaya di Dunia

Senin, 06 Juni 2022 - 07:59:49 WIB

Sungai Aare jadi terkenal di Indonesia usai menjadi buah bibir akibat menjadi lokasi hilangnya pu.

Internasional

Siap-siap, Dosis ke-4 Vaksin Covid Dibutuhkan Lawan Omicron

Kamis, 09 Desember 2021 - 08:00:56 WIB

Jakarta - Dosis ke-4 Covid-19 mungkin dibutuhkan untuk melawan varian Covid-19 Omicron. Hal ini s.

Internasional

Barcelona Babak Belur di Camp Nou

Rabu, 15 September 2021 - 07:24:30 WIB

Barcelona lagi-lagi kalah telak di Camp Nou usai tumbang di tangan Bayern Munich di matchday 1 Li.

Internasional

Vaksin Terkontaminasi, Jepang Setop Gunakan Moderna Sementara

Kamis, 26 Agustus 2021 - 22:04:08 WIB

Jakarta - Pemerintah Jepang menghentikan penggunaan 1,63 juta dosis vaksin Covid-19 Moderna setel.

tulis komentar +INDEKS



Terkini +INDEKS

Indosat dan Kominfo Perkuat Ekosistem Registrasi eSIM Digital Berbasis Biometrik
21 Oktober 2025
Capella Group Kumpulkan 200 Kantong Darah Lewat CSR Donor
20 Oktober 2025
Financial Expo 2025, OJK Harap Masyarakat Percaya Gunakan Jasa Keuangan
19 Oktober 2025
Hasil Imbang 1-1 PSPS Pekanbaru vs Sumsel United
19 Oktober 2025
Hingga September, Satgas Gakkum DLHK Pekanbaru Tindak Sejumlah Pelanggaran
19 Oktober 2025
New Honda ADV 160 Resmi Meluncur di Pekanbaru
18 Oktober 2025
Dorong Generasi Muda Jadi Kreator, IM3 dan TikTok Ajak Mahasiswa UNRI Berkarya di Dunia Digital
18 Oktober 2025
ROHTO Peduli Kembali Bagikan 1.200 Kacamata Gratis Peringati Hari Penglihatan Dunia 2025
18 Oktober 2025
Jenis Minuman Terbaik untuk Kesehatan Jantung dan Panjang Umur
17 Oktober 2025
Manfaatkan Program Service Sepeda Motor Selama Oktober, Ada Potongan Hingga 50 Persen
16 Oktober 2025

Terpopuler +INDEKS

  • 1 Dihadiri Dua Ribu Lebih Tamu, Festival Kue Bulan 2025 di Pekanbaru Meriah
  • 2 BATIQA Hotel Pekanbaru Luncurkan Promo Table Manner
  • 3 Zurich bersama Rekanan Dorong Pelestarian Lingkungan Lewat Gerakan Tanam Mangrove
  • 4 Walikota Agung Perintahkan Camat dan Lurah Buat Program Pengurangan Sampah
  • 5 Kadiskes Tekankan Petugas Puskesmas di Pekanbaru Harus Melayani dengan Ramah
  • 6 Harga Sawit Mitra Swadaya Rp3.647 Perkilo
  • 7 Tak Kantongi Izin Diskotek, Satpol PP Cek HW Livehouse Pekanbaru

Ikuti Kami

Tentang Kami
Redaksi
Pedoman Pemberitaan
Info Iklan
Kontak
Disclaimer

JurnalPekan.com ©2020 | All Right Reserved