Pentingnya Perempuan Berpendidikan Tinggi
jurnalpekan.com - Setiap perempuan berhak mendapatkan pendidikan yang setara dengan laki-laki. Namun sayangnya, masih banyak orang Indonesia yang belum menyadari hal ini.
Perempuan cenderung dipandang sebelah mata dan dianggap tak perlu mengenyam pendidikan terlalu tinggi. Hal ini terjadi lantaran banyak stigma yang beredar bahwa perempuan hanya akan berakhir di sumur, dapur, dan kasur. Yang artinya, setinggi apapun pendidikan mereka, pada akhirnya mereka hanya akan mengurus kebutuhan rumah tangga saja.
Padahal, perempuan memiliki peran yang penting untuk mendidik generasi penerus bangsa. Seperti sebuah ungkapan yang menyatakan bahwa kalau kita mengedukasi perempuan, maka kita akan mengedukasi semua generasi bangsa.
Hal ini pun menjadi topik bahasan dalam talkshow virtual yang diselenggarakan oleh ForMIND Institute (ForTi) yang bertajuk 'Kalau Besar Mau Jadi Apa?' pada Sabtu, (15/8) lalu.
Hadir dalam talkshow yang menarik ini di antaranya adalah Prof. Nizam (Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Budaya), Dr. Sastia Putri (Dosen sekaligus peneliti di Osaka University Jepang dan Managing Director dari ForTi), Melanie Masriel (Director of Communications, Public Affairs & Sustainability PT. L’Oreal Indonesia), Tissa Aunilla (Co-Founder Pipiltin Cocoa), Andini Effendi (Jurnalis Independen), dr. Arti Indira, MGz, SpGK (Dokter Spesialis Gizi Klinis), Dian Sastrowardoyo (Selebriti sekaligus Founder Beasiswa Dian), dan Maudy Ayunda (Musisi dan Mahasiswi Stanford University).
Menurut Prof. Nizam, saat ini kesetaraan gender di Indonesia memang sudah relatif baik dibanding dengan dulu. Sebab menurut data dari Studi JICA 2011 tentang Country Gender Profile di Indonesia dan juga statistik pendidikan di Indonesia tahun 2018, jumlah perempuan dalam pendidikan sudah lebih banyak dan cukup mendominasi. Namun angkanya jadi menurun saat sudah memasuki dunia kerja.
“Angka perempuan di dunia pendidikan sudah tinggi dan bahkan melebihi laki-laki. Tetapi ketika sudah memasuki dunia kerja, angkanya menurun. Misalnya saja dalam data jumlah pria sebagai dosen masih lebih tinggi dibanding perempuan. Menurut saya ini terjadi karena setelah menjadi sarjana, perempuan lebih memilih menjadi ibu rumah tangga dan tidak bekerja. Banyak kasusnya seperti itu,” ungkap Prof. Nizam dalam acara talkshow virtual tersebut.
Ia juga menyampaikan, ada banyak dampak positif jika perempuan bisa mendapatkan pendidikan tinggi. Mulai dari mengurangi angka kematian ibu melahirkan, meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan sosial, mengurangi angka perkawinan anak, menurunkan laju pertumbuhan penduduk, mengurangi malnutrisi, meningkatkan partisipasi politik, hingga dan mengurangi angka KDRT dan pelecehan seksual.
Menurutnya, semua ketimpangan gender atau lingkungan yang kurang ramah perempuan bisa diatasi dengan menghadirkan ekosistem belajar dan budaya yang lebih inklusif, serta penting juga dunia pendidikan menghadirkan buku-buku yang tidak bias gender dan guru juga harus bisa menjadi sosok role model atau panutan bagi generasi muda.
Hal ini juga diamini oleh para perempuan yang menjadi narasumber dari acara talkshow virtual dari ForTi ini. Mereka meyakini bahwa perempuan Indonesia memang sudah selayaknya mendapatkan pendidikan tinggi, sebab menurut Dr. Sastia Putri, pendidikan bisa membuka banyak pintu bagi banyak kesempatan sehingga perempuan bisa meraih impian mereka dalam bidang.
Lebih dari itu, dr. Arti Indira, MGz, SpGK, menyatakan bahwa pendidikan perempuan juga bisa mempengaruhi pertumbuhan anak sejak dalam kandungan. Menurutnya, jika seorang perempuan atau ibu memiliki tingkat pendidikan tinggi, maka anak yang dilahirkan akan memiliki status gizi yang jauh lebih baik.
"Seperti yang sudah diketahui, angka stunting di Indonesia sangat tinggi. Dan ternyata berbagai penelitian menyebutkan jika perempuan memiliki tingkat pendidikan tinggi, maka anaknya juga akan punya status gizi yang lebih baik sehingga bisa mengurangi risiko stunting dibanding perempuan yang pendidikannya lebih rendah," tutur dr Arti Indira yang juga merupakan istri dari musisi Tompi.***
Berita Lainnya +INDEKS
Legislator Minta OJK Hapus Aturan Tagih Utang Lewat Debt Collector
Anggota Komisi III DPR RI Abdullah meminta Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menghapus Pasal 44 ayat (.
PWI Pusat Prihatin Pencabutan Kartu Liputan Istana Wartawan CNN Indonesia
Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Pusat menyampaikan keprihatinan atas pencabutan kartu liputan .
Anggota DPR-RI Karmila Sari Jadi Penyiar Tamu Hari Jadi RRI ke-80
PEKANBARU - Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR-RI) Dr Hj Karmila Sari SKom M.
Pemko Pekanbaru Masih Belum Tentukan Sanksi Oknum ASN Terlibat Pungli di RSD Madani
PEKANBARU - Pemerintah Kota (Pemko) Pekanbaru, hingga kini masih belum menentukan sanksi terhadap.
Tangis Prabowo Usai Umumkan Kenaikan Gaji Guru
Presiden Prabowo Subianto resmi mengumumkan kenaikan gaji guru. Pengumuman itu disampaikan Prabow.
Menkomdigi Tunjuk Perwira Polisi Jadi Pejabat yang Awasi Internet dan Media Sosial
Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi), Meutya Hafid, secara resmi menunjuk perwira tinggi K.





.jpg)

